dc.description.abstract | Pertanian organik menerapkan pola tanam tumpang sari untuk membuat
lingkungan lahan yang sehat. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Yayasan Bina
Sarana Bhakti, Cisarua, Bogor pada April sampai Juli 2019. Penelitian dilakukan
untuk mengetahui pengaruh pola tanam tumpang sari selada terhadap
pertumbuhan, hasil, dan produktivitas lahan pada produksi selada. Penelitian
menggunakan selada varietas selada wangi siomak (Lactuca sativa L. var.
longifolia), caisim (Brassica juncea), bawang daun (Allium fistulosum L.), dan
jagung manis (Zea mays L. saccharata). Terdapat empat pola penanaman, yaitu
selada monokultur (P1), tumpang sari selada dengan caisim (P2), tumpang sari
selada dengan bawang daun (P3), dan tumpang sari selada dengan jagung semi
(P4). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penanaman selada monokultur
memiliki tinggi tanaman terbesar 33.4 cm. Tumpang sari selada dengan bawang
daun memberikan hasil yang tinggi pada jumlah daun sebanyak 20 helai dan
bobot layak jual sebesar 56.23 gram. Tumpang sari selada dengan jagung semi
memberikan hasil yang tinggi pada bobot panen sebesar 82.65 gram dan
produktivitas sebesar 4,790 kg ha-1. Tumpang sari selada dengan caisim
memberikan hasil terendah pada semua peubah pertumbuhan dan hasil. Tumpang
sari selada dengan bawang daun dan jagung semi menghasilkan nilai nisbah
kesetaraan lahan >1, yaitu sebesar 1.76 dan 1.20, sehingga penanaman tersebut
dapat meningkatkan produktivitas lahan. | id |