Intensitas cahaya, suhu, kelembaban dan perkembangan akar akasia (Acacia mangium Wild.) pada umur tegakan berbeda di KPH Bogor
Abstract
Agroforestri saat ini merupakan salah satu alternatif penggunaan lahan yang
dianggap sesuai dalam mengatasi perluasan degradasi lahan, meningkatkan
produktivitas hutan rakyat persatuan luas, sehingga dapat meningkatkan suatu
perekonomian masyarakat di pedesaan dan di sekitar kawasan hutan. Dalam rangka
mengembangkan program agroforestri yang bisa menyatukan program kehutanan
(reboisasi, rehabilitasi atau penghijauan) dan pertanian (tanaman pangan,
hortikultura), maka perlu diketahui pertumbuhan tanaman kehutanan dan tanaman
pertanian yang ditanam dalam tempat dan waktu yang sama.
A. mangium merupakan jenis pohon yang banyak disukai masyarakat, karena
cepat tumbuh, pemeliharaan mudah dan kayunya dapat digunakan untuk beragam
manfaat seperti kayu perkakas, kayu bakar, daunnya untuk pakan ternak serta
pembuatan kompos. Tumbuhan membutuhkan cahaya untuk dapat berkembang dan
tumbuh secara baik. Cahaya dalam bentuk intensitas berpengaruh terhadap
pertumbuhan secara langsung melalui fotosintesis, pembukaan stomata dan sintesis
klorofil.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengukur intensitas cahaya pada tegakan A.
mangium dengan tahun tanam berbeda; (2) mengetahui pengaruh suhu dan
kelembaban pada tegakan A. mangium; (3) mengetahui interaksi antara intensitas
cahaya dan penutupan tajuk; (4) mengetahui tanaman pertanian yang cocok atau
sesuai ditanam di bawah tegakan A. mangium.
Percobaan dilakukan pada bulan Oktober 2009 sampai Desember 2009, di RPH
Tenjo, BKPH Parung Panjang, KPH Bogor. Bahan penelitian berupa tegakan A.
mangium dengan jarak tanam 3 m x 3 m pada masing-masing areal hutan Perhutani
yang berumur 1 tahun (tegakan tahun 2008), 2 tahun (tegakan tahun 2007) dan 3
tahun (tegakan tahun 2006). Letak plot tersebut berada pada petak 13, 10, dan 9. Plot
pengamatan yang digunakan berupa petak persegi panjang dengan ukuran 15 m x 20
m yang dipilih secara purposive sampling (sengaja) berdasarkan pertumbuhan pohon
yang baik (bebas dari hama dan penyakit).
Intensitas cahaya, suhu, kelembababan, perkembangan akar dan penutupan
tajuk umur satu sampai tiga tahun pada tegakan A. mangium diukur di dalam plot
sampling berukuran 15 m x 20 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
intensitas cahaya dalam tegakan A. mangium umur 1, 2 dan 3 tahun berturut-turut
47,04%, 45,41% dan 42,47%, sedangkan persentase penutupan tajuk adalah 29,17%,
49,74% dan 69,87%. Kedua faktor pertumbuhan tersebut secara signifikan
menunjukkan nilai yang berbanding terbalik, semakin tinggi usia tegakan semakin
rendah intensitas cahaya dan semakin tinggi penutupan tajuk. Suhu dan kelembaban
pada petak contoh tegakan A. Mangium umur 1, 2 dan 3 berkisar antara 30,04 sampai
dengan 30,420C dan 50,27 sampai dengan 55,47%. Tegakan A. mangium umur 1, 2
dan 3 tahun, nilai perkembangan akarnya berturut-turut 0,78 m, 0,96 m dan 1,40 m
secara horisontal dan 6,66 m, 7,66 m dan 9,44 m secara vertikal (ke dalam dari
permukaan). Untuk melihat kualitas pertumbuhan A. mangium yang diamati, maka
dilakukan pula pengukuran terhadap tegakan A. mangium dan sebagai indikator yang
digunakan adalah dimensi pohon, berupa diameter dan tinggi yang berkaitan dengan
luas tajuknya pada A. mangium. Tegakan yang diamati tidak memiliki tanaman
pertanian yang ditanam secara tumpangsari. Tegakan A. mangium yang diamati
ditemukan tanaman lain yang tumbuh di bawahnya seperti mindi (Melia azedarach
L.), puspa (Schima wallichii), dan harendong (Melastoma malabathricum).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampai 3 tahun tegakan A. mangium dapat
ditanam bersama dengan tanaman tumpangsari jika dilihat dari intensitas cahaya,
suhu, dan kelembaban. Tegakan A.mangium dengan jarak tanam 3 m x 3 m di tahun
ketiga memiliki perakaran yang saling tumpang tindih, sehingga untuk keberlanjutan
kegiatan agroforestri maka harus dilakukan penjarangan.
Penutupan tajuk yang semakin rapat dengan bertambahnya umur tanaman
pokok terutama pada tahun ketiga perlu disarankan memilih tanaman yang tahan
naungan dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Tegakan A. mangium pada tahun
ketiga memerlukan penjarangan, sehingga kegiatan tumpangsari bisa dilakukan lebih
dari 3 tahun. Tiga spesies tanaman pertanian yang cocok untuk ditanam di bawah
tegakan A. mangium adalah padi gogo galur jati luhur, kapolaga, dan kacang koro.
Collections
- UT - Silviculture [1361]