Show simple item record

dc.contributor.authorWinarto, Edi
dc.date.accessioned2010-05-05T10:27:04Z
dc.date.available2010-05-05T10:27:04Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/12412
dc.description.abstractUsaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki kontribusi yang cukup besar dalam upaya pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional melalui misi penyediaan lapangan kerja yang berimbas pada meningkatnya income per kapita dan ikut berperan dalam meningkatkan perolehan devisa serta memperkokoh struktur industri nasional. Sering kali UKM memiliki kendala dalam hal keuangan baik berupa modal awal hingga dalam perhitungan harga pokok produksi. Para pelaku usaha biasanya tidak detil dan kurang rinci dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi sehingga terjadi ketidaktepatan dalam mengidentifikasi biaya-biaya produksi yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi bagaimana pengalokasian dan perhitungan harga pokok produksi yang diterapkan pada UKM Hunter, (2) menganalisis bagaimana pengalokasian dan perhitungan harga pokok produksi pada Hunter dengan menggunakan metode Activity Based Costing, (3) mengetahui perbedaan dari kedua metode tersebut terhadap perhitungan harga pokok produksi dan pengaruhnya terhadap harga jual. Dalam penelitian ini, harga pokok produksi akan dihitung secara tradisional, yakni berdasarkan metode yang biasa digunakan oleh perusahaan kemudian dengan melakukan perhitungan harga pokok produksi menggunakan Activity Based Costing system (ABC system). Kemudian hasil perhitungan dari kedua metode tersebut akan dianalisis untuk melihat perbedaannya terhadap perhitungan HPP dan mengetahui pengaruhnya terhadap harga jual produk. Perhitungan HPP per unit dengan metode activity based costing menghasilkan biaya sebesar Rp. 92.617,67, lebih tinggi daripada metode yang digunakan perusahaan yang bernilai Rp.89.234,00 untuk model sepatu pria. Begitu juga dengan model sepatu wanitanya, dimana hasil yang diperoleh dengan metode perusahaan sebesar Rp.69.984,00 dan berdasarkan perhitungan metode ABC diperoleh Rp.73.833,87. Sehingga selisih dari hasil perhitungan HPP antara metode ABC dengan metode yang digunakan perusahaan adalah sebesar 3,79% untuk sepatu model pria dan 5,50% untuk sepatu model wanita. Perbedaan hasil perhitungan HPP per unit menurut perusahaan dengan menggunakan metode ABC terjadi karena perusahaan belum tepat dalam membebankan biaya overhead pabrik ke setiap produknya.id
dc.titleAnalisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Sepatu (Studi Kasus UKM Hunter, Depok)id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record