Perbedaan Dampak Perubahan Iklim Berbasis Gender di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat

Abstract

Perbedaan dampak perubahan iklim dipengaruhi oleh tingkat kerentanan setiap individu termasuk dalam aspek gender. Perbedaan akses dan kontrol seringkali menjadikan perempuan lebih rentan terhadap perubahan iklim dibandingkan laki-laki sehingga dampak dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim akan berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami perbedaan dampak perubahan iklim dalam sudut pandang gender di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Metode yang digunakan yaitu dengan melakukan pendekatan kuantitatif dan deskriptif dengan data dan informasi yang diperoleh dari tinjauan pustaka, survei lapangan, dan wawancara. Selain itu, dilakukan pula analisis kerentanan untuk wilayah Lombok menggunakan penilaian Livelihood Vulnerability Index (LVI). Hasil analisis tren perubahan iklim menunjukkan bahwa Lombok mengalami perubahan iklim, seperti peningkatan suhu udara dan peningkatan curah hujan selama 30 tahun terakhir. Kerentanan Lombok terhadap perubahan iklim berada pada rentang nilai LVI 0,395 sampai 0,474. Dampak perubahan iklim yang dirasakan antara laki-laki dan perempuan di Lombok berbeda tetapi tidak berbeda signifikan pada beberapa sub-indikator disetiap indikator akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat (APKM). Hasil menunjukkan bahwa baik perempuan maupun laki-laki, tingkat kesiapan menghadapi dampak perubahan iklim masih rendah. Hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti, pendidikan, ekonomi, budaya, dan kebijakan pemerintah setempat.

Differences in the impact of climate change are influenced by the level of vulnerability of each individual, including in terms of gender. Differences in access and control often make women more vulnerable to climate change than men, so the impact and adaptation to climate change will be different. This study aims to understand the differences in the impacts of climate change from a gender perspective in Lombok, West Nusa Tenggara. The method used is a quantitative and descriptive approach using data and information obtained from literature reviews, field surveys, and interviews. In addition, a vulnerability analysis was also carried out for the Lombok region using the Livelihood Vulnerability Index (LVI) assessment. The analysis of climate change trends shows that Lombok has experienced climate change, such as increasing air temperature and rainfall over the last 30 years. Lombok's vulnerability to climate change is in the LVI value range of 0.395 to 0.474. The impacts of climate change felt by men and women in Lombok are different but not significantly different in several sub-indicators in each indicator of access, participation, control, and benefits (APCB). The results show that for both women and men, the readiness to face climate change's impacts is still low. This can be influenced by various factors such as education, economy, culture, and local government policies.