Show simple item record

dc.contributor.advisorSaharjo, Bambang Hero
dc.contributor.advisorPrasetyo, Lilik Budi
dc.contributor.advisorTjahjono, Boedi
dc.contributor.authorTurmudi
dc.date.accessioned2023-08-14T00:41:23Z
dc.date.available2023-08-14T00:41:23Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/123818
dc.description.abstractLahan gambut memiliki keterbatasan untuk dimanfaatkan, baik untuk kepentingan pertanian maupun non pertanian. Pada kenyataannya lahan gambut mendapatkan tekanan pemanfaatan yang masiv. Menyadari fungsi gambut yang besar untuk lingkungan seperti, fungsi hidrologi, penyimpan karbon, tempat tumbuh dan berkembangnya satwa dan tumbuhan endemik lainnya, maka diperlukan strategi dalam pemanfaatan dan perlindungan gambut yang lestari. Disertasi ini menyajikan strategi spasial dalam pemanfaatan dan perlindungan gambut. Dalam pemanfaatan gambut, khususnya untuk pertanian dan perkebunan dipilih lahan gambut yang sudah terdegradasi pada kawasan budidaya dan memiliki nilai ekonomi. Komoditas pertanian dipilih yang adaptif terhadap ekosistem gambut dengan mempertimbangkan arahan dari RTRW Kabupaten Kepulauan Meranti. Metode yang digunakan adalah integrasi analisis sistem informasi geografis (SIG) dan penginderaan jauh (PJ). Analisis SIG digunakan dalam pengolahan data untuk mengetahui sebaran dan keterkaitan antara penutup lahan, sebaran hotspot, curah hujan, subsiden, lahan gambut, area kawasan budidaya dan lindung, dan administrasi. Metode PJ digunakan dalam mengolah citra Landsat dan Sentinel 1A. Pengolahan citra satelit Landsat dilakukan untuk mendapatkan data penutup lahan khususnya semak belukar. Penutup lahan semak belukar digunakan sebagai pendekatan dalam mengidentifikasi lahan gambut terdegradasi. Pengolahan citra Sentinel 1 A dilakukan untuk mendapatkan data subsiden. Langkah untuk mendapatkan optimalisasi pemanfaatan lahan gambut terdegradasi adalah melalui analisis spasial antara data lahan gambut terdegradasi dengan peta rencana tata ruang wilayah. Perlindungan gambut diupayakan melalui pendekatan karakteristik hidrologi, data curah hujan, konservasi kubah gambut (peat dome), pola distribusi hotspot dan penutup lahan, serta berbasis pada aspek antropogenik. Dalam pemanfaatan gambut terutama untuk pertanian dan perkebunan dipilih lahan gambut yang sudah terlanjur terdegradasi pada kawasan budidaya, untuk kepentingan pertanian yang bernilai ekonomi. Komoditas pertanian dipilih yang adaptif terhadap ekosistem gambut, bernilai ekonomi, sesuai dengan arahan peruntukan dari RTRW Kabupaten Kepulauan Meranti. Komoditas pertanian yang sesuai: sagu, karet, pinang, dan kopi liberika. Melalui pendekatan antropogenik dapat diketahui bahwa area yang dapat diakses karena ada jalan, lebih banyak terjadi kebakaran dibandingkan dengan akses dengan sungai. Melalui pendekatan karaktersistik hidrologi dapat diketahui bulan kering, sehingga akan dapat melakukan penyekatan kanal pada waktu yang tepat. Laju pergerakan subsiden dimanfaatkan untuk data masukan bagi perlindungan gambut. Pemantauan subsiden dilakukan pada. tiga periode tahun yakni 2016 – 2017; 2017-2018; 2018-2019 dengan rentang kedalaman subsiden masing-masing 16,95 cm pada tahun 2016- 2017; 17,71 cm pada tahun 2017-2018, dan 13,19 cm pada 2018-2019). Rata-rata rentang kedalaman subsiden pada tiga periode tersebut adalah 15,95 cm. sehingga bila diperhitungkan sampai dengan tahun 2030 atau 11 tahun kedepan potensi akan terjadinya rentang subsiden sebesar 1,75 meter. Prediksi kondisi penutup lahan dilakukan dengan menggunakan CA Markov. Hasil prediksi tahun 2030 menunjukkan bahwa semak belukar mengalaami penurunan sebesar 2.471 ha dari luas semak belukar pada tahun 2019 (237.952,21 ha). Berdasarkan hasil prediksi penutup lahan melalui pendekatan CA Markov 11 tahun kedepan (2030), menunjukkan bahwa tidak ada penambahan luas semak belukar (Gain 0 ha) dan mengalami pengurangan (Loss) sebesar 2.471 ha yang berarti tidak ada penambahan area semak belukar, namun semak belukar mengalami pengurangan luas sebesar 2.471 ha. Dengan demikian hasil prediksi luas semak belukar pada tahun 2030 adalah luas semak belukar pada tahun 2019 (237.952,1 ha) berkurang seluas 2.471 ha menjadi 235.481,1 ha. Sedangkan tanah/lahan terbuka mengalami penambahan (Gain) seluas 32 ha. Dengan demikian hasil prediksi luas lahan terbuka pada tahun 2030 adalah luas lahan terbuka pada tahun 2019 (9.562,8 ha) ditambah 32 ha menjadi 41,594,8 ha. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, luas lahan terdegradasi pada tahun 2030 menjadi 277.075,9 yang berasal dari semak belukar seluas 235,481,1 dan lahan terbuka seluas 41.594,8 ha. Dengan demikian selama periode tahun 1999 sampai dengan 2030 secara total lahan terdegradasi mengalami penurunan seluas 2.439 ha. Dengan terjadinya penurunan luas lahan terdegradasi terdapat kecenderungan usaha perlindungan dan optimalisasi lahan gambut mengalami perbaikan. Strategi untuk pemanfaatan dilakukan dengan 1) memanfaatkan lahan gambut yang terdegradasi di Kawasan budidaya untuk budidaya komoditas tanaman yang adaptif terhadap lahan gambut; 2) Melakukan monitoring terhadap lahan terdegradasi dan prediksinya hingga tahun 2030; 3) Melakukan menitoring terhadap subsiden yang terjadi di lahan gambut. Kebaruan yang diberikan dalam disertasi ini adalah integrasi analisis biofisik dengan pendekatan secara spasial dan multi temporal. Pendekatan yang digunakan dalam strategi pemanfaatan dan perlindungan ini tetap memperhatikan kawasan budidaya dan kawasan lindung serta dapat digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi untuk pemutakhiran RTRW secara berkala.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleStrategi Pemanfaatan dan Perlindungan Gambut yang Lestari, Studi Kasus Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keyworddegraded land and subsidenceid
dc.subject.keywordKepulauan Meranti Regencyid
dc.subject.keywordpeat, strategyid
dc.subject.keywordutilization and protectionid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record