dc.description.abstract | Beras merupakan salah satu komoditas pangan pokok yang menjadi prioritas
pemerintah karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Ketersediaan beras
selain untuk memenuhi kebutuhan hidup juga harus mampu menyejahterakan
petani sebagai pelaku utama penyedia beras salah satu caranya yaitu dengan
penguatan jaringan pemasaran beras. Pemasaran beras mengalami disparitas harga
yang tinggi antara produsen dan konsumen serta insentif yang diterima pelaku
pemasaran juga belum merata. Kabupaten Landak merupakan salah satu daerah
yang berupaya memprioritaskan ketersediaan beras dengan melaksanakan berbagai
kebijakan yang meningkatkan produksi beras salah satunya yaitu Perluasan Areal
Tanam Baru. Kebijakan ini harus diimbangi dengan sistem pemasaran yang baik.
Komoditas beras di Kabupaten Landak memiliki potensi untuk didistribusikan ke
pasar luar daerah. Pemasaran beras di Kabupaten Landak menghadapi margin harga
yang tinggi anatara gabah dan beras. Perbedaan harga ini dikarenakan oleh adanya
aktivitas pemasaran yang terjadi. Aktivitas pemasaran tersebut memunculkan biaya
yang perlu dikeluarkan serta pendapatan yang diharapkan. Aktivitas pemasaran
tersebut melibatkan pihak-pihak yang terkait dengan pendistribusian beras.
Keterlibatan pihak-pihak di semua tingkatan lembaga pemasaran menimbulkan
beberapa saluran pemasaran. Aktivitas distribusi gabah/beras yang dilakukan oleh
semua tingkatan lembaga pemasaran juga melakukan distribusi informasi pasar.
Aktivitas-aktivitas dalam proses distribusi ini memengaruhi kinerja pasar secara
keseluruhan.
Tujuan penelitian adalah menganalisis sistem pemasaran beras di Kabupaten
Landak. Analisis sistem pemasaran dilakukan dengan melihat tingkat efisiensinya
secara kualitatif dan secara kuantitatif. Analisis kualitatif dimulai dari menganalisis
lembaga pemasaran yang terlibat, saluran pemasaran yang terbentuk serta fungsifungsi pemasaran yang dilakukan lembaga pemasaran. Secara kuantitatif analisis
efisiensi pemasaran dilakukan dengan melihat indikator volume penjualan, hasil
perhitungan marjin pemasaran, hasil perhitungan farmer’s share, dan nilai rasio
keuntungan terhadap biaya. Data yang digunakan untuk analisis efisiensi
pemasaran yaitu data primer yang diperoleh dari responden petani sejumlah 45
orang dan lembaga pemasaran yang terlibat sejumlah 13 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat tingkat lembaga
pemasaran yang terlibat yaitu pengumpul, pabrik, penggilingan dan pengecer.
Lembaga pemasaran yang terlibat tersebut membentuk 5 saluran pemasaran yang
berbeda yaitu saluran 1) petani - pengumpul - pabrik - pengecer - konsumen akhir;
saluran 2) petani - pengumpul - penggilingan - pengecer - konsumen akhir; saluran
3) petani - penggilingan - pengecer - konsumen akhir; saluran 4) petani - pengecer
- konsumen akhir; dan saluran 5) petani - konsumen akhir. Setiap lembaga
pemasaran sudah melakukan fungsi-fungsi pemasaran berupa fungsi pertukaran,
fungsi fisik dan fungsi fasilitas.
Berdasarkan indikator jumlah petani, marjin pemasaran, farmer’s share, dan
rasio keuntungan terhadap biaya, saluran pemasaran paling efisien yaitu saluran 1
karena farmer’s share yang tinggi dan rasio keuntungan terhadap biaya paling
tinggi. Selain itu, berdasarkan fungsi-fungsi pemasaran, saluran pemasaran 1
melakukan fungsi-fungsi yang hanya diperlukan saja dan dapat meminimumkan
biaya pemasaran yang tidak perlu dikeluarkan serta keuntungan menyebar secara
merata antar lembaga pemasaran. Pada saluran 1 petani menerima keuntungan yang
tinggi. Petani disarankan mengikuti saluran pemasaran ini karena dapat mengatasi
masalah yang dihadapi oleh petani yaitu masalah harga dan keterbatasan modal.
Pada saluran 1 ini juga berpotensi untuk meningkatkan kelembagaan petani dalam
penjualan secara berkelompok agar bisa meningkatkan posisi tawar petani dan
menikmati hasil yang lebih menguntungkan. Analisis keragaan pasar secara relatif
menunjukkan bahwa pemasaran beras di Kabupaten Landak sudah efisien secara
operasional. | id |