dc.description.abstract | Peternakan ayam baik ras petelur maupun pedaging merupakan populasi
ternak terbanyak dan menjadi salah satu sumber utama protein hewani di
Indonesia. Populasi ayam ras pedaging di Indonesia sampai tahun 2022 tercatat
3.168.325.176 ekor, dan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Antibiotik selain
digunakan untuk pencegahan dan pengobatan penyakit pada peternakan ayam,
juga sebagai feed additive untuk memacu pertumbuhan. Penggunaan antibiotik
yang kurang bijak menjadi salah penyebab meningkatnya resistansi antimikroba
(AMR). Resistansi terhadap antibiotik ditandai dengan meningkatnya jumlah
kegagalan antibiotik dalam mencegah pertumbuhan atau membunuh bakteri.
Bakteri Klebsiella adalah salah satu flora normal pada unggas yang mengalami
resistansi antibiotik. Hal ini diperkuat dengan adanya laporan tentang kejadian
resistansi oleh bakteri Klebsiella di berbagai negara yang cukup tinggi. Bakteri ini
dapat menyebabkan penyakit bakterial yang menyerang ternak kecil, ternak besar
dan unggas. Penelitian untuk mencegah meningkatnya resistansi antibiotik dapat
dilakukan dengan mengganti imbuhan (feed additive) pada pakan ayam yang
masih jarang dilakukan. Salah satu imbuhan pakan sebagai pengganti antibiotik
adalah imunoglobulin Y (IgY) yang masih memerlukan banyak penelitian untuk
mengetahui potensi dan keberlanjutannya. Tujuan umum penelitian ini adalah
untuk mengetahui keberadaan Klebsiella sp dari peternakan ayam, membuat
pakan fomulasi IgY dan analisis keberlanjutannya.
Isolat Klebsiella sp dari ayam dan kandang diidentifikasi dengan uji
identifikasi bakteri secara konvensional meliputi kultur pada Agar MacConkey,
kultur pada Agar eosin-methylene blue, pewarnaan Gram, uji pada Agar triple
sugar iron, uji indol, uji motilitas, uji methyl red, uji Voges-Proskauer, uji sitrat,
dan uji urease. Metode yang digunakan untuk uji resistansi antibiotik pada
Klebsiella sp adalah uji difusi cakram metode Kirby-Bauer pada agar MuellerHinton. Hasil yang diperoleh adalah isolat Klebsiella sp sebanyak 10% dari total
sampel ayam dan 9,52% dari total sampel kandang. Hasil lainnya adalah 95%
isolat Klebsiella sp dari ayam dan 100% isolat dari kandang telah resistan pada
salah satu atau beberapa antibiotik.
Uji pakan formulasi IgY anti Klebsiella sp dan potensinya dalam
pencegahan penyakit akibat infeksi Klebsiella sp., diperoleh hasil bahwa pada
kelompok ayam yang diberikan pakan mengandung IgY dalam kuning telur (baik
kelompok 10% atau 20%), menunjukkan perilaku yang normal, sehat, makan
lebih banyak, feses kering. Kelompok ayam kontrol yang tidak diberi pakan
mengandung IgY, menunjukkan perilaku yang tidak normal, gerak kurang lincah,
napsu makan berkurang, dan feses basah. Tidak ada ayam yang mati baik dari
kelompok perlakuan maupun kontrol. Hasil uji respon non spesifik (Clearance
test) menunjukkan 8 (delapan) ekor ayam perlakuan isolat resistan (kode 8.7)
bernilai baik (100%), sedangkan pada kelompok isolat sensitif (kode 30) ada 2
(dua) dari 8 (delapan) ekor ayam perlakuan tidak mencapai nilai baik (25%).
Keberlanjutan penggunaan imbuhan IgY sebagai pengganti antibiotik pada
pakan ayam dianalisis dengan metode MDS (multi dimension scaling)
menggunakan 5 (lima) dimensi, yaitu (1) dimensi ekologi, (2) dimensi ekonomi,
(3) dimensi sosial, (4) dimensi kelembagaan dan (5) dimensi teknologi. Tingkat
keberlanjutan diukur dari kondisi eksisting masing-masing dimensi dibandingkan
dengan nilai maksimumnya, atau bernilai antara 0 sampai 100%. Nilai
keberlanjutan dikategorikan menjadi: (a) 0%-25% = tidak berkelanjutan, (b) 26%-
50% = kurang berkelanjutan; (c) 51%-75% = cukup berkelanjutan; dan (d) 76%-
100% = berkelanjutan. Hasil analisis multidimensi (MDS) menunjukkan bahwa
tingkat keberlanjutan penggunaan IgY adalah sebesar 66,49 % dengan kategori
cukup berkelanjutan.
Insidensi Klebsiella sp sebanyak 6 (enam) isolat (10%) dari total sampel
ayam dan 2 (dua) isolat (9,52%) dari total sampel kandang. Adapun tingkat
resistansi Klebsiella sp asal hewan terhadap kloramfenikol sebanyak 1 (satu)
isolat (16,67%), sedangkan kedua isolat Klebsiella sp asal kandang semuanya
sensitif. Hasil penelitian berikutnya didapatkan sebanyak 38 isolat (95%)
Klebsiella sp dari ayam telah resistan pada salah satu atau beberapa dari 14 jenis
antibiotik yang diuji. Pemberian IgY sebagai imbuhan pada pakan berpotensi
membantu respon tubuh ayam menangkal infeksi bakteri Klebsiella sp dan hasil
analisis multidimensi (MDS) menunjukkan bahwa tingkat keberlanjutan
penggunaan IgY sebagai imbuhan pengganti antibiotik pada pakan adalah sebesar
66,49% dengan kategori cukup berkelanjutan. IgY ini memiliki tingkat keamanan
yang lebih baik bagi masyarakat dan lingkungan dibandingkan antibiotik, serta
produksinya yang lebih mudah dan cepat. | id |