Potensi Asam α-Lipoat pada Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan dan Status Kesehatan Ikan Patin (Pangasianodon hypophthalmus).
Date
2023Author
Rifai, Ratnawati
Jusadi, Dedi
Suprayudi, Muhammad Agus
Alimuddin
Nuryat, Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan patin (Pangasianodon hypophthalmus) merupakan salah satu spesies
yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Salah satu kendala dalam memproduksi
ikan patin adalah ketersediaan pakan yang berkualitas dengan harga yang
kompetitif. Saat ini harga pakan meningkat, kenaikan harga pakan tidak diimbangi
dengan kenaikan harga ikan secara linier, sehingga budidaya ikan patin kurang
menarik karena kurang efisien. Upaya untuk mengefisienkan biaya produksi dapat
dilakukan melalui peningkatan efisiensi pakan melalui penurunan kadar protein
pakan dan/atau penambahan suplemen yang berperan mengefisienkan metabolisme
melalui peningkatan antioksidan dan pemanfaatan energi. Salah satu bahan
suplemen yang dapat digunakan adalah asam alfa-lipoat (ALA). ALA berperan
memicu terjadinya metabolisme lemak dan karbohidrat dalam meningkatkan
ketersediaan energi non-protein sehingga mengurangi terjadinya perombakan
protein menjadi energi. Penambahan ALA juga berperan meningkatkan kapasitas
antioksidan berbagai jenis ikan. Seiring dengan tingkat kepadatan yang tinggi di
dalam budidaya patin, yang dapat memicu peningkatan infeksi bakteri patogen,
khususnya Aeromonas hydrophila, maka evaluasi penggunaan ALA pada pakan
terhadap imunitas ikan patin juga perlu dilakukan.
Untuk membuktikan hal tersebut dilakukan tiga tahap penelitian. Penelitian
1, “Evaluasi suplementasi asam α-lipoat terhadap respons pertumbuhan dan
antioksidan ikan patin”. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi suplementasi
ALA dosis berbeda pada pakan terhadap kinerja pertumbuhan, dan respons
antioksidan ikan patin. Ikan patin berbobot 6,46 ± 0,02 g ditebar dalam 12 hapa
ukuran (211,5) m3 yang ditempatkan dalam kolam seluas 200 m2. Setiap hapa
diisi 30 ekor ikan. Ikan diberi pakan yang ditambah ALA 0,0; 0,8; 1,6 dan 2,4 g
kg-1 pakan untuk setiap perlakuannya. Pakan diberikan secara at satiation selama
60 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ALA mulai 0,8 g kg-1
secara signifikan meningkatkan kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan rasio
efisiensi protein. Peningkatan ALA pada dosis 1,6 dan 2,4 g kg-1 menghasilkan
kinerja pertumbuhan yang tidak berbeda nyata dengan ALA 0,8 g kg-1 pakan.
Selanjutnya, aktivitas superoxide dismutase (SOD) dan kadar glikogen hati lebih
tinggi, sedangkan kadar malondialdehyde dan trigliserida lebih rendah pada
perlakuan penambahan ALA 0,8 sampai 2,4 g kg-1 dibanding perlakuan ALA 0,0 g
kg-1. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dosis optimum ALA untuk
meningkatkan kinerja pertumbuhan dan kapasitas antioksidan ikan patin adalah 0,8
g kg-1.
Penelitian 2, “Evaluasi suplementasi asam α-lipoat pada pakan dengan tingkat
protein dan energi berbeda terhadap kinerja pertumbuhan dan status fisiologi ikan
patin”. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi suplementasi ALA 0,8 g kg-1
dalam pakan dengan tingkat protein dan energi berbeda terhadap kinerja
pertumbuhan, dan status fisiologi (kapasitas antioksidan dan protein-sparing effect)
ikan patin. Ikan patin (bobot individu 1,4 ± 0,0 g) ditebar dalam 25 hapa berukuran
(211,5) m3 yang ditempatkan dalam kolam seluas 200 m2. Setiap hapa diisi 50
ekor ikan. Ikan diberi pakan dengan dan tanpa suplementasi ALA, yaitu: pakan A
(27%: 390 kkal), B (27%: 390 kkal +ALA 0,8 g kg-1), C (27%: 400 kkal), D (27%:
400 kkal +ALA 0,8 g kg-1) dan pakan E (30%: 390 kkal). Pemberian pakan
dilakukan secara at satiation selama 60 hari masa budidaya. Penambahan ALA
secara signifikan menghasilkan bobot individu ikan akhir, laju pertumbuhan harian,
rasio efisiensi protein lebih baik serta rasio konversi pakan yang lebih rendah pada
perlakuan 27:390+ALA (P<0,05) dibandingkan perlakuan lainnya. Kinerja hati
terbaik berdasarkan aktivitas SOD dan kadar glikogen diperoleh pada perlakuan
27:390+ALA. Kadar malondialdehyde dan trigliserida pada perlakuan
27:390+ALA lebih rendah daripada perlakuan lainnya (P<0,05). Dengan demikian,
kinerja pertumbuhan dan status fisiologi ikan patin terbaik diperoleh pada
perlakuan pakan 27:390+ALA.
Penelitian 3, “Suplementasi asam α-lipoat untuk peningkatan daya tahan ikan
patin terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengevaluasi pengaruh suplementasi ALA terhadap kelangsungan hidup
ikan patin setelah diinfeksi dengan bakteri A. hydrophila. Ikan patin dipelihara pada
akuarium berukuran (505041) cm3 diberi pakan kadar protein berbeda (27% dan
30%) dengan dan tanpa suplementasi ALA (0,8 g kg-1), sebanyak enam perlakuan
dengan 4 ulangan. Perlakuan tersebut adalah perlakuan pakan dengan kadar protein
27% tanpa suplementasi ALA tanpa diinfeksi (dikodekan P27+TI) dan dengan
diinfeksi bakteri A. hydrophila (dikodekan P27+DI); Perlakuan pakan dengan kadar
protein 30% tanpa suplementasi ALA dan tanpa diinfeksi (dikodekan P30+TI) dan
dengan diinfeksi bakteri A. hydrophila (dikodekan P30+DI); serta perlakuan
P27+ALA dan P30+ALA diinfeksi bakteri A. hydrophila, dikodekan P27+ALA+DI
dan P30+ALA+DI. Pemberian pakan dilakukan secara at satiation selama 30 hari
dengan frekuensi tiga kali sehari. Selanjutnya ikan diuji tantang dengan
menyuntikkan bakteri A. hydrophila 106 CFU mL-1 sebanyak 0,1 mL per ikan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup ikan patin yang tidak
diinfeksi bakteri A. hydrophila (P27+TI dan P30+TI) sebesar 100%. Perlakuan
P27+ALA+DI dan P30+ALA+DI menghasilkan kelangsungan hidup relatif yang
sama (P>0,05), dan keduanya lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan perlakuan
tanpa penambahan ALA yang diuji tantang dengan bakteri A.hydrophila. Dengan
demikian, suplementasi ALA 0,8 g kg-1 pakan dapat meningkatkan daya tahan ikan
patin terhadap infeksi bakteri A. hydrophila. Peningkatan kelangsungan hidup
didukung oleh gambaran darah dan respons imunitas yang lebih baik.
Berdasarkan tiga penelitian yang telah dilakukan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa ALA dengan efektif bisa berperan meningkatkan protein sparing effect di
dalam tubuh ikan patin, sehingga protein pakan untuk tahap awal budidaya dapat
diturunkan dari 30% menjadi 27%. Dosis optimal ALA untuk ikan patin adalah 0,8
g kg-1 pakan. Pada dosis tersebut, ALA berperan dalam meningkatkan aktivitas
antioksidasi dan meningkatkan pertumbuhan ikan, serta meningkatkan daya tahan
tubuh ikan patin terhadap infeksi bakteri A. hydrophila.
Collections
- DT - Fisheries [736]