dc.description.abstract | Wabah penyakit menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar pada
budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei). V. parahaemolyticus merupakan
agen vibriosis dengan tingkat mortalitas yang tinggi sampai dengan 80%.
Keseimbangan komunitas bakteri pada lingkungan perairan mempengaruhi
keseimbangan komunitas bakteri dalam saluran pencernaan udang. Penelitian ini
bertujuan mengamati kelimpahan populasi Vibrio sp. pada air dan saluran
pencernaan udang vaname selama wabah penyakit vibriosis. Penelitian ini
dilakukan pada media budidaya dan saluran pencernaan (usus) udang vaname di
Tambak Pinang Gading, Lampung yang dimulai dari penebaran sampai panen.
Pengamatan dilakukan terhadap status kesehatan hepatopankreas, kelimpahan
bakteri total, Vibrio total dan V. parahamaeholyticus serta dikonfirmasi dengan
polymerase chain reaction (PCR). Gejala awal infeksi V. parahaemolyticus
ditandai dengan kondisi hepatopankreas berwarna pucat serta ditemukannya udang
mati di anco saat usia pemeliharaan mencapai 29 hari. Total Vibrio sp. dan total V.
parahaemolyticus pada air laut sumber, tandon terakhir, dan petak pemeliharaan
relatif stabil berkisar 2,00 sampai Log < 4,00 CFU mL-1
pada fase awal
pemeliharaan. Puncak kelimpahan terjadi pada DOC 29 menyebabkan mortalitas
sampai dengan 50%. Berdasarkan hasil analisis PCR isolat V. parahaemolyticus
positif pirA dan pirB. Bobot akhir rata-rata udang yang diperoleh mencapai
8,64±0,85 g ekor-1
dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 29,33±12,9%. | id |