Potential of Apple Juice (Malus domestica) as Immunomodulator in Mice (Mus musculus)

Abstract

Apple juice is considered as a nutrient-dense product which contain nutrients like vitamins, minerals, and phenolic compounds. They may have the function to boost immune system. This study aims to determine the effect of apple juice (Malus domestica) as an immunomodulator by using mice (Mus musculus) as animal model. A total of 30 mice were used and divided into 5 treatments, i.e., 1) negative control (mice administered with distilled water), 2) positive control (mice administered with Echinacea purpurea extract), 3) mice administered with apple juice 25% at a dose of 1 g/kg BW, 4) mice administered with apple juice 25% at a dose of 3 g/kg BW, and 5) mice administered with apple juice 25% at a dose of 5 g/kg BW. Administration of apple juice infusion was done once a day orally using micropipette for 14 days. The experimental mice were induced with non-pathogenic Staphylococcus aureus on the 15th day intraperitoneally before collecting peritoneal fluid. The peritoneal fluid was taken and made into a smear preparation and observations were done on the number of active macrophages and S. aureus in active macrophages. Then, the phagocytic activity and phagocytic index of macrophages were calculated. The results show that apple juice is effective as immunomodulator and among apple juice 25% dose of 1 g/kg BW, 3 g/kg BW and 5 g/kg BW, the optimal dosage of apple juice 25% is dose of 5 g/kg BW.

Sari apel dianggap sebagai produk kaya nutrisi yang mengandung nutrisi seperti vitamin, mineral, dan senyawa fenolik. Oleh karena itu, sari apel mungkin dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi efek sari apel (Malus domestica) sebagai imunomodulator dengan menggunakan mencit (Mus musculus) sebagai hewan model. Sebanyak 30 ekor mencit digunakan dan dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu 1) kontrol negatif (mencit diberi akuades), 2) kontrol positif (mencit diberi ekstrak Echinacea purpurea), 3) mencit diberi sari apel 25% dengan dosis 1 g/kg BB, 4) mencit diberi sari apel 25% dengan dosis 3 g/kg BB, dan 5) mencit diberi sari apel 25% dengan dosis 5 g/kg BB. Pemberian infusa sari apel dilakukan satu kali sehari secara peroral dengan mikropipet selama 14 hari. Kemudian mencit percobaan diinduksi dengan Staphylococcus aureus nonpatogen pada hari ke-15 secara intraperitoneal sebelum dilakukan pengambilan cairan peritoneal. Cairan peritoneal diambil lalu dibuat preparat ulas dan dilakukan pengamatan pada jumlah makrofag aktif dan S. aureus di dalam makrofag aktif. Selanjutnya aktivitas fagositosis dan indeks fagositosis makrofag dihitung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sari apel efektif sebagai imunomodulator. Dalam sari apel dengan dosis 25% sebanyak 1 g/kg BB, 3 g/kg BB, dan 5 g/kg BB, dosis optimal sari apel 25% adalah dosis 5 g/kg BB.