Pola Bagi Hasil Usaha Garam Rakyat di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur
View/ Open
Date
2016Author
Prihantini, Campin Illa
Syaukat, Yusman
Fariyanti, Anna
Metadata
Show full item recordAbstract
Provinsi Jawa Timur merupakan produsen garam terbesar di Indonesia.
Kabupaten Pamekasan menempati posisi ketiga sebagai kabupaten produsen
garam terbesar di provinsi Jawa Timur. Usaha garam rakyat di kabupaten ini
pada umumnya dijalankan dengan sistem bagi hasil karena petani garam
memiliki keterbatasan lahan dan modal untuk berproduksi. Hal ini membuat
bisnis pegaraman hanya dikuasai oleh beberapa pihak tertentu saja, padahal
bisnis tersebut masih perlu untuk dikembangkan di kabupaten ini. Penelitian
ini memiliki empat tujuan, yakni (1) mengidentifikasi perbedaan mekanisme
pelaksanaan sistem bagi hasil dalam usaha garam rakyat, (2) mengestimasi
besarnya pinjaman dan biaya pinjaman yang selama ini ditanggung oleh
petani penggarap, (3) mengestimasi tingkat keuntungan yang diterima oleh
masing-masing pihak antar pola, dan (4) menganalisis tingkat partisipasi
petani garam dalam sistem bagi hasil.
Penelitian ini menggunakan teknik snowballing sampling yang
menghasilkan 115 responden petani garam, terbagi menjadi 22 orang pemilik
lahan dan 93 orang petani penggarap. Analisis deskriptif digunakan untuk
menjelaskan perbedaan mekanisme pelaksanaan antara pola bagi dua dan
pola bagi tiga. Analisis biaya pinjaman untuk mengestimasi besarnya biaya
pinjaman yang ditanggung oleh petani penggarap. Analisis linier berganda
untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi besarnya pinjaman
yang diterima dan besarnya biaya pinjaman yang ditanggung oleh petani
penggarap. Analisis bagi hasil digunakan untuk mengestimasi tingkat
keuntungan yang diterima oleh setiap pihak untuk setiap pola bagi hasil yang
dijalankan. Analisis regresi logistik digunakan untuk mengetahui faktorfaktor
yang memengaruhi keputusan partisipasi pemilik lahan dan petani
penggarap dalam sistem bagi hasil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan dasar antara pola bagi
dua dan pola bagi tiga adalah karakteristik lahan garam yang akan
memengaruhi besarnya biaya tambahan perbaikan lahan yang harus
ditanggung oleh petani penggarap. Rata-rata biaya pinjaman yang harus
ditanggung oleh petani penggarap ternyata sangat tinggi nilainya. Besarnya
pinjaman dan biaya pinjaman dipengaruhi oleh lama pinjaman, keuntungan
petani penggarap, keuntungan pemilik lahan, luas lahan garam, ketersediaan
jaminan, dan sumber pinjaman lain. Rata-rata keuntungan pemilik lahan lebih
tinggi terhadap rata-rata keuntungan petani penggarap. Partisipasi pemilik
lahan dan petani penggarap terhadap sistem bagi hasil dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan pemilik lahan, produksi garam, usia petani penggarap,
jumlah anggota keluarga petani penggarap, dan keuntungan petani penggarap. East Java province is the biggest salt-producer in Indonesia.
Pamekasan regency is the third position as the biggest salt-producer regency
in East Java province. Most of the salt production busineess in this regency
used sharecropping system because most of the sharecroppers are limited in
salt-field and capital. It makes the salt production busineess authorized by
some person, whereas this busineess is still to be developed in this regency.
This research has four objectives, there are (1) to identify the difference
between two type of sharecropping system, (2) to estimate the number of
credit and cost of fund paid by the sharecropper, (3) to estimate the number of
profit accepted by the landlord and the sharecropper, and (4) to analyze rate
of landlord’s and sharecropper’s participation in sharecropping system.
This research used snowballing sampling technique that is delivered
115 respondent of farmers, consist of 22 person landlords and 93 person
sharecroppers. Descriptive analysis is used to explain the difference of two
type of sharecropping system. Cost of fund analysis is used to estimate
number of cost of fund paid by the sharecropper. Multiple linier regression
analysis is used to identify the determinants of credit accepted and cost of
fund paid by the sharecropper. Sharecropping analysis is used to estimate
profit accepted by the landlord and the sharecropper for every type of
sharecropping system. Logistic regression analysis is used to identify the
determinants of landlord’s and sharecropper’s participation in sharecropping
system.
The result of this research shows the main difference of two type of
sharecropping system is the characteristic of salt-field that will affect the
additional maintenance cost paid by the sharecropper. The average number of
cost of fund paid by the sharecropper is very high. The number of credit
accepted by the sharecropper and the number of cost of fund are affected by
duration, sharecropper’s profit, landlord’s profit, dummy of collateral, and
dummy of another credit. The average profit accepted by the landlord is
higher than accepted by the sharecropper. The participation of landlord and
sharecropper in sharecropping system are affected by education level of
landlord, number of salt production, age of sharecropper, number of
sharecropper’s family, and sharecropper’s profit.
Collections
- MT - Economic and Management [2967]