Vernix Caseosa: Media Adaptasi Bayi Di Intra Dan Ekstra Uterus
Abstract
Perkembangan mamalia melibatkan kondisi lingkungan yang berbeda secara
signifikan. Pada fase embrional, keturunan dibesarkan dalam lingkungan rahim
yang berair, hangat, steril, dan tercukupi kebutuhan hidupnya. Hal ini sangat
berbeda setelah keturunan tersebut dilahirkan. Anak tersebut secara mandiri harus
mampu mempertahankan diri dalam kondisi lingkungan hidup yang baru. Anak
yang baru lahir dituntut untuk dapat mengatasi beberapa krisis, seperti terputusnya
asupan oksigen dan nutrisi dari induk, kondisi lingkungan yang tidak lagi steril,
dan suhu kelembapan sekitar yang tidak lagi nyaman seperti di dalam rahim. Oleh
karena itu, jam-jam awal kelahiran merupakan ‘golden hour’ yang menentukan
apakah keturunan yang dilahirkan mampu bertahan atau tidak (Narendran dan
Hoath 1999). Kulit dan organ-organ vital bayi memegang peranan penting untuk
menentukan keberhasilan melalui fase ini.
Salah satu material unik yang tercipta menjelang kelahiran bayi adalah
vernix caseosa. Vernix caseosa merupakan selaput putih yang menyelubungi
seluruh kulit bayi yang diduga memunyai multi fungsi, seperti: mencegah
terjadinya kehilangan air akibat evaporasi, meregulasika suhu, dan merupakan
bagian dari sistem pertahanan tubuh terhadap cahaya, mikroorganisme, dan
material kasar (Hoath et al. 2001). Meskipun telah diketahui berfungsi sangat
besar terhadap adaptasi proses transisi bayi dari masa perkembangan intra dan
ekstra uterine sejak 50 tahun lalu, vernix caseosa belum banyak dikenal.