Modifikasi pati sagu (Metroxylon sagu) dengan metode ikatan silang dan pengaruhnya terhadap kualitas bihun sagu
View/ Open
Date
2010Author
Puspitasari, Findya
Kusnandar, Feri
Sugiyono
Metadata
Show full item recordAbstract
Potensi sagu yang dapat dimanfaatkan di Indonesia sangat besar. Saat ini setidaknya terdapat hutan sagu seluas 1,25 juta hektar (ha) di Papua dan Maluku, serta sekitar 148 ribu ha lahan sagu semibudidaya di Kepulauan Riau, Mentawai, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Lahan sagu yang ada di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Pati sagu sangat berpotensi sebagai bahan baku produk pangan sumber karbohidrat. Tanaman sagu dapat dikembangkan sebagai bahan pangan alternatif bagi masyarakat Indonesia.
Untuk dapat meningkatkan konsumsi sagu di Indonesia, diperlukan pengembangan produk pangan yang dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Salah satu pemanfaatan sagu adalah sebagai bahan baku bihun yang merupakan produk yang sudah dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Pengembangan bihun sagu diharapkan dapat meningkatkan penerimaan sagu oleh masyarakat. Bihun yang dihasilkan dari pati sagu mempunyai karakteristik penampakan yang transparan (jernih), namun mempunyai tekstur yang cenderung rapuh (mudah patah), kurang kompak dan kurang elastis. Pada saat dimasak bihun sagu mudah mengembang dan menyerap air dalam jumlah besar sehingga berat rehidrasinya tinggi. Pati yang ideal untuk bahan baku bihun adalah pati dengan kandungan amilosa yang tinggi, derajat pembengkakan dan kelarutan yang terbatas serta memiliki profil gelatinisasi pati tipe C (tidak memiliki puncak viskositas namun viskositas cenderung tinggi dan tidak mengalami penurunan selama pemanasan dan pengadukan).
Alternatif cara untuk memperbaiki mutu bihun sagu adalah dengan memodifikasi dahulu sifat fisiko-kimia pati sagu agar sesuai dengan kondisi proses pengolahan dan mutu bihun yang diinginkan. Di antara teknik modifikasi yang dapat dilakukan untuk menghasilkan profil gelatinisasi pati tipe C adalah dengan teknik ikatan silang (crosslinking). Penggunaan pati sagu termodifikasi ikatan silang sebagai bahan pensubstitusi pati sagu alami dalam formulasi bihun diharapkan dapat menghasilkan bihun yang lebih baik, yaitu tidak terlalu mengembang, kehilangan padatan selama pemasakan rendah, elastis, kompak dan tidak lengket. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan pati sagu termodifikasi ikatan silang yang memiliki karakteristik gelatinisasi dan sifat fungsional yang sesuai untuk bihun sagu, (2) menentukan tingkat substitusi pati sagu termodifikasi ikatan silang dalam formulasi bihun sagu.
Penelitian dilakukan atas dua tahapan yang terdiri dari (1) modifikasi pati sagu dengan metode ikatan silang dan (2) substitusi pati sagu termodifikasi ikatan silang dalam pembuatan bihun. Pati sagu alami dan termodifikasi ikatan silang yang diperoleh dianalisis karakterisasi sifat fisiko-kimianya yang terdiri atas bentuk ukuran dan sifat berfringent granula pati, karakteristik pasta pati, swelling volume dan kelarutan, derajat putih, kekuatan gel, kandungan pati dan kadar amilosa. dst ...
Collections
- MT - Agriculture Technology [2225]