Pengaruh Air Kelapa, Zealit, dan Subkultur Beruntun terhadap Daya Multiplikasi Tunas Pisang Tanduk Secara In Vitro
View/ Open
Date
1992Author
Wiendi, Ni Made Armini
Gunawan, Livy Winata
G. A. Wattimena
Salahuddin, Saleh
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh air
kelapa dan zealit pada berbagai kansentrasi, dan subkultur
beruntun terhadap daya multiplikasi tunas Pisang Tanduk
secara in vitro. Disamping itu juga ingin mengetahui
konsentrasi IAA yang terbaik untuk pengakaran tunas hasil
perbanyakan di atas. Untuk maksud tersebut dilakukan dua
rangkaian percobaan yang saling berhubungan di
Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Jurusan Budi Daya
Pertanian, Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian
Bogar, Bogar.
Percobaan I terdiri dari dua faktor, faktar pertama
adalah tiga taraf konsentrasi air kelapa (10%, 20%, dan
30%), yang dikombinasikan dengan faktor kedua yaitu enam
taraf konsentrasi zeolit (0, 5, 10, 15, 20, dan 25 g/1).
Bahan tanaman berupa tunas steril berukuran tinggi 1 cm
sampai 1.5 cm. Medium dasar yang digunakan adalah
komposisi medium MS dengan penambahan BA (5 mg/1), IAA
(0.1 mg/1), GA3
(0.3 mg/1), dan Malt ekstrak (5 g/1). Subkultur dilakukan sebanyak dua kali setiap tiga bulan.
Percobaan II merupakan percobaan pengakaran tunas hasil
subkultur II dengan menggunakan tiga taraf konsentrasi IAA
sebagai perlakuan, yaitu 1 mg/1, 3 mg/1, 5 mg/1, dengan
medium dasar MS. Kedua percobaan disusun secara Rancangan
Acak Lengkap Faktorial.
Hasil percobaan I menunjukkan multiplikasi tunas
terjadi pada semua perlakuan mulai minggu ketiga setelah
dikulturkan, walaupun tidak semua ulangan mengalami
multiplikasi. Daya multiplikasi tunas untuk ketiga tahap
perbanyakan dipengaruhi oleh interaksi antara air kelapa
dengan zeolit.
Pada tahap inisiasi awal media perlakuan terbaik
untuk multiplikasi tunas adalah media dengan air kelapa
30% dan zeolit 20 g/1. Pada tahap subkultur I media yang
terbaik adalah media dengan air kelapa 20% tanpa zeolit,
sedangkan untuk tahap subkultur II adalah media dengan air
kelapa 30% dan zeolit 5 g/1. Daya multiplikasi tunas saat
disubkultur cenderung meningkat sampai subkultur kedua,
dengan total jumlah tunas tertinggi diperoleh dari
perlakuan air kelapa 20% tanpa zeolit yaitu 713.3 tunas.
Dari percobaan II diperoleh hasil bahwa pemberian IAA
sampai 3 mg/1 merangsang pembentukan akar dari tunas hasil
subkultur II, dan menghambat bila ditingkatkan hingga 5
mg/1. Pembentukan akar ini juga dipengaruhi oleh interaksi antara asal tunas dengan
Jumlah akar tertinggi dihasilkan dari
IAA.
dengan tunas berasal dari media dengan
perlakuan 3
air kelapa
tanpa zeolit yaitu 15.4 akar per tunas.
mg/1
30%
Media terbaik untuk perbanyakan tanaman pisang tanduk
secara kultur jaringan dilihat dari segi tanaman lengkap
yang dihasilkan adalah media dengan air kelapa 20% tanpa
zeolit dengan media pengakaran ditambah auksin IAA 3 mg/1.
Collections
- MT - Agriculture [3787]