Show simple item record

dc.contributor.authorLestari, Dea Fauzia
dc.contributor.authorSubhan, Beginer
dc.contributor.authorArafat, Dondy
dc.contributor.authorPasaribu, Riza
dc.contributor.authorCakasana, Nadya
dc.contributor.authorSetyaningsih, Wahyu Adi
dc.contributor.authorL Claudia
dc.contributor.authorW Wulandari
dc.contributor.authorE Afrilliani
dc.contributor.authorR Arachman
dc.contributor.authorImam
dc.contributor.authorA Suryadamiri
dc.contributor.authorS I Donnita
dc.contributor.authorR A Saragih
dc.contributor.authorN R Ilyas
dc.date.accessioned2023-06-26T07:18:00Z
dc.date.available2023-06-26T07:18:00Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/120209
dc.description.abstractActinopterygii merupakan kelompok ikan yang mencakup separuh dari vertebrata yang hidup di bumi. Ikan Actinopterygii yang hidup di laut terbuka, lepas dari dasar perairan dan berada ke arah bagian lapisan permukaan disebut dengan ikan pelagis. Ikan pelagis merupakan kelompok ikan yang dijadikan buruan utama oleh para nelayan. Untuk mempermudah dalam pengelolaan perikanan wilayah perairan indonesia terbagi menjadi 11 wilayah yang disebut dengan Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP RI). Namun dalam pengelolaanya untuk mengidentifikasi spesies ikan masih cukup sulit karena beberapa spesies ikan memiliki tingkat kemiripan yang cukup tinggi. DNA Barcoding dapat digunakan untuk mengidentifikasi spesies dan keragaman genetiknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sebaran ikan pelagis Actinopterygii yang sudah berhasil diidentifikasi melalui metode DNA Barcoding berdasarkan WPP RI. Tahapan dalam penelitian yang pertama adalah mentabulasi data sekunder yang berasal dari jurnal, lalu diolah menggunakan Microsoft Excel untuk mendapatkan grafik, dan membuat peta sebaran dengan software ArcGis. Dari 76 data hasil tabulasi didapatkan bahwa WPP 713 memiliki jenis ikan tangkap paling banyak dan pada WPP 711, 718, dan 717 terdapat jenis ikan tangkap yang sangat sedikit. Pada ordo perciformes paling banyak menggunakan primer dengan primer yang paling dominan yaitu FISH-BCL dan FISH BCH. sedangkan primer yang paling sedikit digunakan adalah CB3R420 dan 12Sar430. Berdasarkan kit yang digunakan kit Accuprep merupakan kit yang paling sering digunakan sedangkan kit yang jarang digunakan dalam barcoding adalah kit gSYNC. Hasil ini dapat digunakan untuk sebagai data dalam melihat sebaran penggunaan DNA Barcoding dalam melakukan identifikasi ikan pelagis kelas Actinopterygii di wilayah perairan indonesia.id
dc.language.isoidid
dc.titlePersebaran ikan pelagis (Actinopterygii) di wilayah pengelolaan perikanan Indonesia berdasarkan hasil identifikasi DNA Barcodingid
dc.typeArticleid
dc.subject.keywordActinopterygiiid
dc.subject.keywordPelagisid
dc.subject.keywordWPP RIid
dc.subject.keywordDNA Barcodingid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record