Show simple item record

dc.contributor.advisorRimbawan
dc.contributor.advisorKusharto, Clara M
dc.contributor.advisor.Hermana
dc.contributor.authorHanim, Diffah
dc.date.accessioned2023-06-22T14:32:32Z
dc.date.available2023-06-22T14:32:32Z
dc.date.issued1996
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119988
dc.description.abstractPenelitian dilaksanakan di Unit Pengembangan Hewan Percobaan (UPHP) UGM Yogyakarta, Laboratorium Histopatologi Fakultas Biologi UGM, Lab. Mikroskop Elektron UNAIR Surabaya, Lab. Patologi Balai Penyidikan Penyakit Hewan (BPPH) Departemen Pertanian, Yogyakarta. Penelitian berlangsung mulai awal Maret hingga pertengahan September 1995. Percobaan dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial Tersarang 2X5 dengan dosis pemanis buatan yang tersarang dalam bahan pemanis buatan Na-sakarin dan Na-siklamat (Design with nested and crossed factors). Tikus sebanyak 64 ekor diberi ransum ayam petelur muda (PAR-G) dan diberi Na-sakarin secara oral dengan alat spuit selama 16 minggu, sedangkan 64 ekor tikus lainnya diberi perlakuan yang sama tetapi jenis pemanisnya adalah Na-siklamat. Ransum dan air diberikan secara 'ad-libitum' dan pemanis buatan diberikan dalam bentuk larutan. Jenis perlakuan yang diberikan kepada tikus adalah: (1) tikus kontrol yang hanya diberi makanan ayam petelur jenis PAR-G; (2) tikus diberi Na-sakarin / Na-siklamat tanpa diberi vitamin E; (3) tikus diberi Na- sakarin dosis rendah (6g/kg bb/hari) dan vitamin E, dosis sedang (9,5 g/kg bb/hari) dan vitamin E, dosis tinggi (12,5 g/kg bb/hari) dan vitamin E. Tikus yang diberi Na-siklamat dosis rendah (6 g/kg bb/hari) dan vitamin E, dosis sedang (12,5 g /kg bb/hari) dan vitamin E, dosis tinggi (18,5 g/kg bb/hari) dan vitamin E. Dosis Vitamin E yang digunakan adalah 30 IU, 60 IU, 120 IU, 240 IU. Tiap perlakuan diulang empat kali. Variabel yang diperiksa pada penelitian ini adalah: (1) Gejala morfologik berupa kerontokan bulu tikus, perubahan warna kulit, gangguan pencernaan; (2) Perubahan makroskopik yaitu perubahan bobot badan, bobot hati, bobot uterus; (3) Perubahan histopatologik sel hati dan uterus yang meliputi: nekrosis, peradangan, pembendungan pembuluh darah dan degenerasi sel; (4) Gambaran darah yang meliputi : Hb, jumlah eritosit dan leukosit, kadar SGOT dan SGPT. ransum/hari. Selain itu juga diamati bobot konsumsi rumsum/hari…dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcRattus nervegicusid
dc.subject.ddcVitamin Eid
dc.subject.ddcNatriumid
dc.titlePengaruh Vitamin E Terhadap Organ Hati Dan Uterus Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Betina Yang Diberi Perlakuan Natrium Sakarin Dan Natrium Siklamatid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordtikus putihid
dc.subject.keywordnatrium sakarinid
dc.subject.keywordnatrium siklamatid
dc.subject.keywordpengobatan kankerid
dc.subject.keywordpengobatan tumorid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record