dc.description.abstract | Produksi perikanan budidaya air tawar di Indonesia dewasa ini semakin meningkat. Peningkatan tersebut mempengaruhi peningkatan terhadap kebutuhan benih ikan pula di Indonesia. Namun dalam upaya pemenuhan produksi benih menemui beberapa kendala, salah satunya yaitu pemijahan induk yang tergantung musim. Saat ini, solusi yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut yaitu berupa pemijahan buatan dengan bantuan rekayasa hormonal menggunakan premiks impor (ovaprim). Dengan kinerja ovaprim yang baik dalam pemijahan buatan menyebabkan kebergantungan terhadapnya semakin tinggi dan harganya yang semakin mahal, menyebabkannya sulit diperoleh. LHRHa dan anti dopamin telah terbukti mampu mempercepat terjadinya ovulasi dan kedua bahan tersebut terdapat dalam larutan ovaprim. Dewasa ini, telah ditemukan pula bahan yang mampu memicu percepatan ovulasi yaitu aromatase inhibitor. Penggabungan ketiga bahan tersebut diharapkan menjadi suatu alternatif premix pengganti ovaprim ataupun mengurangi ketergantungan para petani akan kebutuhan premix impor (ovaprim). Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas aromatase inhibitor dalam mempercepat pematangan gonad serta memicu terjadinya ovulasi pada ikan sumatra sebagai ikan model. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2008–Mei 2009, bertempat di Laboratorium Lapang Babakan, Sawah Baru dan Laboratorium Pengembangbiakan dan Genetika Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Ikan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai ikan model yaitu ikan sumatra yang telah matang gonad, dan berasal dari petani di daerah Cibuntu, Bogor. Penelitian terdiri atas beberapa tahapan, dimulai dengan persiapan wadah, pemeliharaan ikan, pembuatan larutan premiks (dimulai dengan pembuatan larutan dari masing-masing bahan, kemudian pencampuran mix dari semua bahan), seleksi ikan uji, perlakuan, penyuntikan larutan premiks, dan terakhir yaitu pemijahan. Penelitian ini terdiri dari dua perlakuan kontrol (kontrol positif dan negatif) dan empat perlakuan penelitian (Spawnprime C.1, C.2, C.3, dan C.4). Selanjutnya, data yang diperoleh dianalisa secara statistik dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 untuk uji-F dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Parameter utama yang diamati pada penelitian ini yaitu keberhasilan dan lama waktu ovulasi, jumlah telur yang diovulasikan (spawned eggs), diameter telur, dan tingkat ovulasi. Pengamatan parameter dilakukan setelah 8 jam pasca penyuntikan (perlakuan), jika pada rentang waktu tersebut ikan belum mengalami ovulasi maka pengamatan dilanjutkan setelah 3 jam sekali. Pengamatan ovulasi dengan cara stripping dilakukan selama 24 jam pasca penyuntikan. Setelah rentang waktu tersebut, ikan dianggap tidak memijah dan dimasukkan dalam akuarium pemulihan. Keberhasilan ikan ovulasi dalam 24 jam pada perlakuan pada kontrol positif (ovaprim) dan pelakuan Spawnprime C.4 yaitu 100%, sedang perlakuan lainnya hanya 66,67% dengan selang lama waktu ikan berovulasi yang sama (p>0,05). Hasil uji statistika pada parameter jumlah telur yang diovulasikan, diameter telur, dan tingkat ovulasi menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antar perlakuan dan ovaprim (p>0,05). Tingkat kematangan dan viabilitas telur yang diovulasikan diamati melalui pengamatan embriogenesis dan mengindikasikan bahwa semua perlakuan premiks Spawnprime C.1, C.2, C.3, dan C.4 memiliki lama waktu embriogenesis yang lebih cepat dibandingkan dengan ovaprim. Harga dari premiks Spawnprime masih lebih murah (Rp. 57.050,- sampai Rp170.050,-) dibandingkan dengan harga ovaprim yang memiliki rentang harga Rp. 180.000,- hingga Rp. 220.000,- per ampul (10 ml) di pasaran. Aromatase inhibitor terbukti mampu mempercepat pematangan gonad dan menstimulus ovulasi pada ikan sumatra yang digunakan sebagai ikan model. Perlakuan Spawnprime C.2 memiliki kinerja reproduksi dan lama waktu ovulasi yang sama dengan ovaprim namun memiliki kecenderungan derajat pembuahan dan penetasan yang lebih baik dari ovaprim. Jika dari nilai ekonomi maka premiks Spawnprime C secara umum mampu mengefisiensikankan harga ovaprim (Rp. 220.000,-) hingga 74% (Rp. 57.550,-). Spawnprime C dapat menjadi alternatif premiks hormon selain ovaprim untuk pemijahan buatan. | id |