Studi dinamika populasi rusa (Cervus timorensis de Blainville) dalam menunjang manajemen taman Buru Pulau Moyo, Propinsi Nusa Tenggara Barat
View/ Open
Date
1996Author
Mukhtar, Abdullah Syarief
Tarumingkeng, Rudy C.
Haeruman, Herman
Sastradipradja, Djokowoerjo
Darusman, Dudung
Alikodra, Hadi S.
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui populasi rusa di T.B. Pulau Moyo waktu awal dengan komposisi empat kelas umur dan dinamikanya dari waktu ke sehingga mencapai populasi dengan sebaran umur stabil dan stasioner, serta faktor yang mempengaruhinya. Kegunaan penelitian ini sebagai bahan dalam penyusunan rencana pengelolaan T.B. Pulau Moyo terutama pengendalian populasi dan pengelolaan babitatnya. Penelitian ini dilakukan dari bulan Desember 1992 sampai d gan Desember 1994 dengan luas areal penelitian sekitar 4.769 ha. Dalam studi ini dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu bagian pokok adalah populasi rusa pada waktu awal berikut pertumbuban populasinya dan bagian penunjang yaitu komponen lingkungan hidup rusa yang diasumsikan tidak berubah sepanjang waktu pertumbuhan populasi tersebut . Pada bagian pokok studi beberapa peubah yang diamati antara lain natalitas, mortalitas, kelas umur, senjang waktu dan daya dukung habitat pada musim kemarau hujan. Bagian penunjang studi yaitu kualitas hijauan pakan dan faktor-faktor fisilogi yang menggambarkan kebutuhan rusa da1am melangsungkan kehidupannya. komponen-komponen habitat yang digambarkan oleh lingkungan fisik dan biotik termasuk manusia di sekitar T.B. Pulau Moyo. Ada 6 jenis hijauan pakan yang disukai rusa dan cukup tersedia baik pada musim kemarau maupun musim hujan. Keenam jenis dimaksud adalah Andropogon contortus, Eragrostis bahiensis, Scleria lithosperma, Andropogon fastigiatus, Phyllanthus emblica, dan Bauhinia malabarica. Berdasarkan basil analisis vegetasi, T.B. Pulau Moyo memiliki 77 jenis tumbuhan yang terbagi dalam 3 kelompok tingkat tumbuhan yaitu pohon, belta dan semai. pohon dominan secara berurut yaitu Schotenia ovata, Scleichera oleosa, Zizyphus eumwlia, Tamarindus indica, dan Strebbu asper. Tingkat belta yang dominan secara ruiornn1t adalah Randia dumetorum, Ervatamia sphaeroscarpa, Zizyphus cetidifolia dan Streblus asper. Tingkat semai dominan secara berurut adalah Strychnos lucida, Eupatorium pallescens dan Scleria lithosperma. Berdasarkan jenis tumbuhan yang memiliki 3 indeks nilai penting , diduga terdapat 13 jenis tumbuhan yang mempunyai daya regenerasi lebih besar dibandingkan dengan jenis tumbuhan lainnya. Jenis-jenis tumbuhan dimaksud diantaranya; Schotenia ovata, Zizyphus cetidifolia, Phyllanthus emblica, dan Pterosperma javanicum. Kaitannya dengan hal ini bahwa vegetasi T.B. Pulau Moyo dari segi keanekragaman jenis tingkat pohon dan belta memberikan gambaran kemantapan ekosistem bila terjadi namun keadaan sebaliknya dari segi keanekaragaman semai. Struktur vegetasi T.B. Pulau Moyo digambarkan oleh kerapatan rata-rata untuk pohon sebesar 98 pohon/ha, belta 330 individu/ha dan semai 27.228 individu/ha. Tinggi pohon bervariasi antara 3,1-14,0 m, sedangkan diameternya berkisar antara 14,4- 44,3 cm. Tinggi belta antara 2,0-4,6 cm, sedangkan diametemya antara 3,2-9,2 cm. Rusa di T.B. Pulau Moyo dapat beradaptasi dengan baik, pada struktur vegetasi tersebut karena dapat menyediakan habitat untuk kebutuhan bidupnya. Dari analisis profil habitat, secara horizontal T.B. Pulau Moyo memiliki dua komunitas yaitu komunitas butan (dari mulai tipe butan pantai sampai ketinggian 600 m tas permukaan taut) dan komunitas padang rumput savana (50 - 100 m di atas permukaan laut). Secara vertikal terutama pada musim berbuah seperti pohon malaka (Phyllanthus emblica), bidara (Zizyphus cetidifolia) dan Tamarindus indica, memberi gambaran interaksi yang menguntungkan bagi rusa dengan satwaliar lainnya sebagai pemakan biji dan buah seperti Macaca fasdcularis, Callosdurus notatus, dan Cacatua sulphurea.
Collections
- DT - Forestry [347]