dc.description.abstract | Tujuan penelitian adalah I). Mengetahui distribusi ukuran ikan, per t mbuhan, umur, hubungan
bobot - panjang, dan faktor kondisi. 2). Mengetahui aspek reproduksi meliputi seksualitas,
kematangan gonad, indeks gonad somatik, fekunditas, ukuran dan umur pertama kali matang gonad serta
siklus reproduksinya.
3 Mengetahui perkembangan oosit, sifat pemijahan, habitat reproduksi, sifat telur dan stadia
perkembangannya. 4). Mengetahui fertilitas dan daya tetas telur dari hasil
mijahan alami dan buatan, serta mengetahui pertumbuhan dan mortalitas larva.
Penelitian dilakukan di Danau Singkarak, meliputi lima stasiun yaitu stasiun I di muara Sungai
Sumpur, stasiun II di hulu Sungai Ombilin, stasiun III di muara Sungai Paninggahan, stasiun IV di
muara Sungai Sumani dan stasiun V di perairan t ngall danau. Pengambilan contoh ikan bilih
dilakukan secara acak sederhana (Wasito, 1993) yaitu SO ekor/minggu/stasiun. Dimulai bulan
Agustus 1994 sampai denga bulan Juli 1995. Uji laboratorium dilakukan di Unit Perikanan Perairan
Umum Danau Singkarak, yaitu penetasan telur hasil pemijahan alami dan buatan sistim corong di dalam
akuarium (25x25x30 cm), dan pemeliharaan larva di
dalam akuarium (45x45x35 cm) selama 56 hari yang diberi makanan plankton.
Pembuatan preparat histologi ovari dan testis berdasarkan metode Mahoney (1973).
Data dianalisis secara deskripsi dan statistika sebagai berikut :
Analisis deskripsi dilakukan tehadap telaah morfologi, histologi ovari dan testis berdasarkan
kriteria Cassie (dalam Effendie, 1979), Hardjamulia (1987), dan Amstrong et al. (1992). Pengamatan
stadia perkembangan telur berdasarkan kriteria Woynarovich dan Horvath (1980), Galaman dan Avtalion
(1989).
. Analisis parameter pertumbuhan dan umur ikan digunakan model Von Bertalanffy
•· paket ELEFAN I (Pauly, 1984). Hubungan bobot dengan panjang, faktor kondisi dan fekunditas
dihitung dengan rumus Ricker (1975). Sedangkan indeks gonad somatik memakai rumus Scott (1979).
Fertilitas dan daya tetas telur memakai rumus Suseno (1983), dan Kleinbaum et al. (1988). Laju
pertumbuhan larva dihitung dengan rumus Weatherly dan Rogers (1978), bobot larva (Zonnevield et
al., 1991) dan mortalitas (Effendie, 1979).
Dari 13.000 ekor contoh ikan bilih diperoleh 6. 826 ekor (52,51 %) ikan b tina dan 6.174 ekor
(47,49 %) ikan jantan. Panjang ikan bilih betina berkisar antara 50 sampai dengan 149 mm dan bobot
1,0 sampai dengan 25 gram. Panjang ikan bilih jantan berkisar antara 50 sampai dengan 119 mm dan
bobot 1,0 sampai
Panjang asimptotik (L ) ikan bilih adalah 145,81 mm
00
dengan laju pertumbuhan (K) = 0,78 per tahun. Umur teoritis pada saat panjang a dengan nol (t.) = -
0, 13 tahun . Persamaan Von Bertalanffy untuk ikan bilih
a ialah : L, = 145,81 (l-eo.1s<1+0,1J>).
Ikan bilih betina di stasiun I, III dan V pertumbuhannya bersifat alometrik positif yaitu
pertambahan bobot lebih cepat daripada pertambahan panjang. lkan bilih betina di stasiun II dan IV,
dan ikan jantan di stasiun I, III, dan IV per tumbuhannya bersifat alometrik negatif yaitu
pertambahan panjang lebih cepat daripada pertambahan bobot. Sedangkan ikan jantan di stasiun II clan V pertumbuhannya
ersifat isometrik yaitu pertambahan bobot seimbang dengan pertambahan panjang. | id |