Studi investasi konservasi, rehabilitasi dan penatagunaan lahan Kawasan Hulu Daerah Aliran Sungai Cimanuk, Jawa Barat
View/ Open
Date
1997Author
Geo, Laode
Anwar, Affendi
Darusman, Dudung
Gonarsyah, Isang
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan lahan dan penerapan teknik konservasi, rehabilitasi dan penatagunaan lahan yang dapat mengoptimalkan fungsi ekologis dan ekonomis kawasan hulu DAS baik secara eksternal, serta untuk mengetahui pola kelembagaan yang dapat menjamin berlangsungnya dinamika masyarakat ke arah tercapainya penggunaan Penelitian lapangan dilaksanakan di kawasan hulu DAS Cimanuk yang secara administratif meliputi Kabupaten Garut dan Kabupaten Sumedang, yang berlangsung dari bulan Juli sampai dengan Desember 1996. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Analisis data yang digunakan meliputi Logistic Growth and Decay Function Modeling, Hayashi Quantification Technique, Linear Goals Programming (LGP), analisis kelayak:an investasi, dan analisis logika verbal. Hasil-hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum pola 11>enggunaan lahan di kawasan hulu DAS Cimanuk belum optimal. Apabila kondisi seperti ini dibiarkan terns, diperkirakan akan menjadi gangguan-gangguan yang lebih erius baik terhadap kondisi kawasan hulu (internal) maupun kawasan hilir (ekstemal) seperti Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon, Kotamadya Cirebon, dan •· Kabupaten Indramayu. Belum optimalnya pola penggunaan lahan kawasan hulu DAS oerimplikasi pada tingginya laju erosi, aliran permukaan, dan bobot sedimen serta lforagaan ekonomi yang relatif rendah. Model-model konservasi dan penatagunaan Hlhan kawasan hulu pada tingkat usaha tani menunjukkan bahwa dalam jangka endek, (1) erosi tidak: berpengaruh secara nyata terhadap penurunan produksi, (2) tindak:an konservasi dan rehabilitasi lahan tidak: menunjukkan pengaruh yang nyata t rhadap peningkatan produksi, tetapi berpengaruh sangat nyata terhadap penurunan liran permukaan dan tingkat erosi. Hasil analisis optimalisasi dan simulasi pola Hubungan antar variabel ekologi-ekonomi menunjukkan bahwa tindakan konservasi, rehabilitasi dan penatagunaan lahan berhubungan secara langsung dan nyata dengan variabel-variabel seperti: erosi, aliran permukaan, pendapatan bersih, serapan tenaga kerja, PDRB, umur ekonomis bendungan, sedimentasi, banjir, intrusi air laut, estetika, stabilitas suplai air, tanah longsor, korosi bangunan/beton di kawasan hilir, kualitas air, resiko penyakit, dan resiko-resiko lainnya seperti kemacetan lalulintas, kesulitan pelayaran sungai, penurunan produksi pertanian, tanaman pangan dan produksi ikan/udang serta umur ekonomis investasi-investasi di wilayah eksternl (hilir) yang secara keseluruhan bermuara pada variabel kemantapan pembangunan berkelanjutan. Rada analisis investasi menunjukkan bahwa tingkat kelayakan investasi konservasi dan penatagunaan lahan pada tingkat usaha tani, secara finansial cukup rendah, sedangkan secara ekonomi cukup tinggi. Dan hasil analisis investasi konservasi dan penatagunaan lahan pada tingkat wilayah, menunjukkan bahwa secara finansial cukup endah sedangkan secara ekonomi cukup tinggi. Rendahnya tingkat kelayakan investasi konservasi dan penatagunaan lahan secara finansial berimplikasi pada kurang berkembangnya praktek-praktek konservasi dan penatagunaan lahan. Dari hasil-hasil analisis di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tindakan konservasi dan penatagunaan lahan lebih merupakan kepentingan luar wilayah daripada kepentingan dalam wilayah, lebih-lebih individu petani pengguna lahan. Dengan demikian program-program konservasi, rehabilitasi dan penatagunaan lahan tidak akan berhasil dengan baik kalau hanya dianggap sebagai tanggung jawab pemerintah daerah dan masyarakat kawasan hulu saja. Implikasi diperlukan sistem kelembagaan yang memungkinkan masyarakat dan pemerintah daerah dan wilayah eksternal berpartisipasi pula dalam pengelolaan kawasan hulu DAS. Oleh karena itu pengembangan kelembagaan antar wilayah yang dapat mengakomodasikan partisipasi dan kepentingan semua pihak baik kawasan hulu maupun hilir sangat diperlukan. Selanjutnya dari segi kelembagaan pada tingkat usaha tani, program-program konservasi, rehabilitasi nya, dan penatagunaan lahan menghadapi kendala yang serius berkaitan dengan struktur kepemilikan lahan yang timpang, dan bentuk-bentuk kepemilikan seperti pemilik penggarap, sewa penggarap, lahan carik/bengkok, dan lahan guntai. Disamping itu ternyata didalam menggencarkan program konservasi, rehabilitasi, dan penatagunaan lahan menghadapi konflik kepentingan antar pihak pihak yang terkait seperti ditunjukkan oleh struktur persepsi: menolak, acuh tak acuh, mendukung hanya secara verbal, dan mendukung disertai aksi, yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan dari masing-masing pihak. Agar pengelolaan sumberdaya lahan kawasan hulu DAS Cimanuk dapat Berkembang baik pada tingkat usaha tani, tingkat wilayah maupun tingkat antar wilayah, diperlukan investasi konservasi, rehabilitasi, dan penatagunaan lahan dalam skala besar, disertai dengan pengembangan sistem kelembagaan, seperti inovasi kelembagaan pertanahan dan kordinasi antar wilayah yang dapat menjamin Berlangsungnya dinamika masyarakat ke arah tercapainya penggunaan lahan yang optimal dan berkelanjutan.
