Show simple item record

dc.contributor.advisorPurwoko, Bambang Sapta
dc.contributor.advisorYahya, Sudirman
dc.contributor.advisorAbidin, Ahmad Surkati
dc.contributor.advisorPoerwanto, Roedhy
dc.contributor.advisorSusanto, Slamet
dc.contributor.authorSakhidin
dc.date.accessioned2023-06-14T05:20:41Z
dc.date.available2023-06-14T05:20:41Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119052
dc.description.abstractPercobaan bertujuan untuk. mengetahui pola kerontokan buah empat kultivar mangga, mempelajari perbedaan pertumbuhan buah mangga retensi dan buah akan rontok, mempelajari kaitan antara perubahan kandungan beberapa z.at endogen dan kerontokan buah, clan mempelajari pengaruh pemberian NAA dan GA3 ,clan pengaruh pemberian poliamin dalam mengurangi kerontokan buah mangga Percobaan terdiri atas empat bagian, yaitu : I. Pola Kerontokan Buah, 2. Studi Karakter Fisiologis Buah Retensi clan Buah akan Rontok, 3. Peningkatan Retensi Buah dengan Pemberian NAA dan GA3, dan 4. Peningkatan Retensi Buah dengan Pemberian Poliamin Perco6aan I menggunakan empat kultivar mangga yaitu Gadung 21, Lalijiwo, Golek 31, clan Manalagi 69. Peubah yang diamati meliputi jumlah bunga, jumlah daun clan nisbah C:N daun, komponen produksi clan produksi mangga Percobaan II menggunakan kultivar Gadung 21 (kerontokan buah tinggi) dan Lalijiwo (kerontokan buah rendah). Peubah yarig diamati meliputi kandungan poliamin, ACC, auksin, pati clan gula total. Percobaan III merupakan percobaan faktorial dua faktor menggunakan kultivar Gadung 2l(mempunyai nilai komersial tinggi). Faktor pertama adalah konsentrasi NAA : 0, 10, 30, 100 ppm, faktor ke dua adalah konsentrasi GA3 : 0, 30, I 00 ppm. Peubah yang diamati adalah komponen produksi clan produksi mangga. Percobaan IV menggunakan kultivar Gadung 21, faktor yang dicoba adalah pemberian putresin, spermidin, dan sperm.in masing-masing dengan konsentrasi 104 clan 10- M. Peub~h yang diamati sama dengan Percobaan IV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gadung 21, Golek 31, Lalijiwo, clan Manalagi 69 memp,myai satu puncak kerontokan buah. Puncak kerontokan terjadi pada saat 6 Harl Setelah Anthesis (HSA) untuk kultivar Gadung 21 clan Manalagi 69, dan 9 HSA untuk kultivar Golek 31 dan Lalijiwo. Puncak kerontokan terjadi pada saat nisbah C:N mencapai nilai terendah. Kerontokan buah disebabkan oleh kandungan etilen yang tinggi dan pasokan asimilat yang rendah. Buah yang akan rontok menunjukkan kandungan poliamin dan auksin yang lebih rendah dan kandungan pati dan ACC yang lebih tinggi dibandingkan buah retensi. Pemberian NAA, GA3, clan poliamin cenderung menurunkan persentase kerontokan buah dan meningkatkan jumlah buah dipanen per malai. Pemberian NAA dengan konsentrasi 100 ppm menunjukkan jumlah buah dipanen per malai tertinggi sebesar 1,03 (meningkat 32% dibandingkan tanpa pemberian NAA). Pemberian spermidin dengan konsentrasi 10-3 M menunjukkan jumlah buah dipanen per malai tertinggi sebesar 1,1 (meningkat 83% dibandingkan tanpa pemberian spermidin).id
dc.description.abstractThe research was aimed at studying fruit drop of four cultivars of mango, studying growth differences between persisting and abscising fruits, studying relationship between content of endogenous substances and fruit drop, and studying the effect of NAA and GA3 and polyamines application on increasing fruit retention. The research consisted of four stages, namely : 1. Pattern of fruit drop, 2. Study on physiological characters of persisting and abscising fruits, 3. Study on increasing fruit retention by NAA and GA3 application, and 4. Study on increasing fruit retention by polyamines application. The first research used four cultivars of mango, namely Gadung 21, Golek 31, Lalijiwo, and Manalagi 69. Observed variables were number of flowers, number of leaf and leaf C:N ratio, production components and production of mango. The second research used Gadung 21 (high fruit drop) and Lalijiwo (low fruit drop) cultivars. Observed variables were content of polyamines, ACC, auxin, starch and total sugar. The third research used Gadung 21 cultivar with two factors. The first factor was concentration of NAA : 0, 10, 30, 100 ppm, second factor was concentration of GA3 : 0, 30, 100 ppm. Observed variables were production components and production of mango. The fourth research was application of putrescine, spermidine, and spermine at concentration of 104 and 10-3 M. Observed variables were production components and production of mango. The result of research showed that Gadung 21, Golek 31, Lalijiwo and Manalagi 69 have one peak of fruit drop. This peak occurred at 6 days after anthesis for Gadung 21 and Manalagi 69; and 9 days a..fter anthesis for Golek 31 and Lalijiwo. The peak of fruit drop occured at the lowest value of leaf C:N ratio for each cultivar. Fruit drop was caused by high content of ethylene and low supply of assimilate. The fruits prone to abscise was indicated by lower content of auxin, polyamines and total sugar, higher content of starch and ACC compared to the persisting fruits. There was tendency that application of NAA, GA3, and polyamines reduced the percentage of fruit drop and increased the number of harvested fruit per panicle. Application of 100 ppm NAA gave the highest number of harvested fruits per panicle namely 1,03 (32% increase over 0 ppm NAA). Application of 10-3 M spermidine gave the highest number of harvested fruits per panicle namely 1,1 (83% increase over OM spermidine).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcMangoid
dc.titleKajian hormonal dalam mengurangi kerontokan buah mangga (Mangifera indica L.)id
dc.title.alternativeHormonal Study on Fruit Drop of Mango (Mangifera indica L).id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordgifera indicaid
dc.subject.keywordHormon endogenid
dc.subject.keywordNAAid
dc.subject.keywordGA 3id


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record