Kajian Tombong Kelapa "Haustorium" (Cocos nucifera Linn) Terhadap Kinerja Tikus Betina
View/ Open
Date
2017Author
Aiba, Sumiaty
Suprayogi, Agik
Maheswari, Hera
Metadata
Show full item recordAbstract
Tombong kelapa menyerap nutrisi dari endosperm dan air kelapa Air
kelapa daporkan mengandung senyawa fitoestrogen yang bermanfaat untuk mempe . aiki fungsi kinerja
reproduksi. rfombong kelapa bermanfaat sebagai antioksi , kardioprotektif (Chikku dan Rajamohan
2012a), dan mengandung
·senyaw .. aktif flavonoid (Zagada 2014). Penelitian ini menggunakan hewan percob ... tikus putih
jenis Sprague Dawley untuk diarahkan ke pengamatan kinerjaproduksi tikus putih betina dengan
harapan dapat meningkatkan dan mem e .aiki uterus dan plasenta untuk pertumbuhan dan perkembangan
fetus hingga alnr, serta menghasilkan generasi yang berkualitas baik, didukung performa induk dan
anak yang optimum, untuk diaplikasikan bagi kebutuhan hidup manusia. Keunggulan tombong kelapa
dikaitkan dengan kinerja reproduksi tikus betina karena mengandung nutrisi berupa karbohidrat,
protein, lemak, dan kalsium. Selain nutrisi, tombong kelapa juga mengandung senyawa-senyawa aktif
flavonoid quersetin yang bertindak sebagai fitoestrogen dan antioksidan dan senyawa isoflavonoid
berupa biochanin, formononetin, genestein, daidzein, dan daidz' yang berperan dalam fungsi kinerja
reproduksi betina. Sumber nutrisi dan senyawa a.Mtif yang terkandung dalam tombong kelapa diyakini
berpengaruh pada peningka bobot uterus dan progesteron betina sebelum hingga bunting, peningkatan
bobot badan, bobot uterus, konsentrasi progesteron pada tikus betina sebelum hmgga bunting, dan
bobot uterus betina selama periode kebuntingari yang tliberi tombong kelapa dosis 100 dan 200
mg/ekor/hari.
Penelitian ini terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu tikus betina dara, tikus betina selama periode
kebuntingan, dan tikus betina sebelum hingga bunting. Tiga tahapan penelitian ini dilakukan untuk
mengkaji khasiat tombong kelapa dalam kinerja reproduksi. Induk tikus percobaan yang dipergunakan
sebanyak 18 ekor, umur 50-60 hari, dan bobot badan 200 g, yang dikelompokkan ke dalam 3 perlakuan
an 6 ulangan. Perlakuan tersebut ialah tikus percobaan yang tidak dibe· diet tombong kelapa
sebagai kontrol dan tikus percobaan yang diberi diet tombong kelapa dosis 100 dan 200 mg/ekor/hari
sebagai perlakuan.
Penelitian tahap pertama bertujuan untuk mempelajari efektivitas tombong kelapa sebagai nutrisi dan
senyawa aktif seperti flavonoid quersetin sebagai fitoestrogen dan antioksidan, serta isoflavonoid
yang berpengaruh pada fungsi kinerja re roduksi betina dara. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa peningkatkan bobot badan (P<0.05) tikus betina dara dipengaruhi oleh nutrisi dan senya a
a.Mtif yang terkandung di dalam tombong kelapa. Akan tetapi pemberian tomb0ng kelapa dosis 100 dan
200 mg/ekor/hari belum optimal meningkatkan
bobo u s, SOD, katalase, konsentrasi estrogen, progesteron, dan tiroksin, serta
MDA (P>0.05) secara signifikan. Disimpulkan bahwa pemberian
tombon elapa dosis 100 dan 200 mg/ekor/hari belWll optimal mempengaruhi
fungsi lrui rja reproduksi tikus betina dara.••
P litian tahap kedua bertujuan untuk mempelajari khasiat tombong
. am fungsi kinerja reproduksi tikus betina selama periode kebuntingan.
Collections
- DT - Veterinary Science [285]