Show simple item record

dc.contributor.advisorPandjaitan, Nora H
dc.contributor.advisorPurwanto, Budi
dc.contributor.authorYousnelly, Puty
dc.date.accessioned2023-06-12T03:07:00Z
dc.date.available2023-06-12T03:07:00Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118829
dc.description.abstractTanaman lidah buaya (Aloe vera L.) dapat dijadikan sebagai komoditas unggulan karena manfaat dan nilai ekonomis daunnya yang cukup tinggi. Untuk pengembangan industri pengolahan pelepah lidah buaya dibutuhkan kontinuitas ketersediaan bahan baku (pelepah segar). Kondisi tersebut dapat tercapai jika industri dan petani lidah buaya terkait secara langsung dalam suatu klaster bisnis. PT Kavera Biotech merupakan salah satu industri pengolahan pelepah lidah buaya yang memproduksi minuman sehat (berserat) lidah buaya. Saat ini industri pengolahan tersebut untuk memenuhi bahan bakunya bermitra dengan petani lidah buaya (mitra binaan plasma) yang membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB). Keberhasilan dari suatu usaha seperti produksi pelepah lidah buaya dengan pola kemitraan memerlukan evaluasi yang cermat. Sehubungan dengan itu penelitian ini bertujuan untuk (1) mengkaji bentuk usaha kemitraan antara petani (mitra binaan plasma KUB) dan industri pengolahan lidah buaya di Depok, (2) menganalisis kelayakan usaha lidah buaya dari sisi petani dan KUB, serta (3) menganalisis strategi pengembangan usaha lidah buaya dengan pola kemitraan di KUB. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, serta menyebarkan kuesioner kepada koordinator KUB petani lidah buaya dan tenaga pendamping petani lidah buaya dari Kecamatan Beji Depok, pengurus Koperasi Tani Aloe Vera, pimpinan PT Kavera Biotech, serta pimpinan Pusat Sinergi Riset dan Bisnis (PSRB). Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan percontohan untuk budidaya lidah buaya yang dilakukan di lahan pekarangan rumah ataupun lahan terlantar yang tidak produktif. Kajian kemitraan antara petani dan industri pengolahan usaha lidah buaya dianalisis secara deskriptif. Kelayakan finansial usaha lidah buaya dinilai dengan metode PBP, NPV, BCR, IRR, dan BEP. Analisis strategi pengembangan usaha kemitraan KUB petani lidah buaya dilakukan dengan menggunakan Tahap Input (EFE dan IFE), Tahap Analisis (SWOT dan IE), serta Tahap Keputusan (QSPM). Hasil analisis kelayakan menunjukkan bahwa usaha lidah buaya dengan pola kemitraan di Kecamatan Beji, Depok berdasarkan Analisis I (analisis biaya tunai petani lidah buaya) layak dilaksanakan di 6 KUB (Pondok Cina, Kukusan, Beji Timur, Tanah Baru, Beji, dan Kemiri Muka), sedangkan berdasarkan Analisis II (analisis biaya riil petani lidah buaya) layak dilaksanakan di 5 KUB (Pondok Cina, Kukusan, Beji Timur, Tanah Baru, dan Beji). Untuk petani yang memanfaatkan lahan pekarangan rumah atau di pot berdasarkan Analisis I usaha ini layak dilaksanakan, sedangkan dengan Analisis II untuk petani di KUB Tanah Baru dan Kemiri Muka usaha ini tidak layak dilaksanakan. Untuk petani yang memanfaatkan lahan terlantar di KUB Pondok Cina dan Tanah Baru berdasarkan Analisis I dan II usaha ini layak dilaksanakan. ..dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcEconomicsid
dc.subject.ddcSmall scale industryid
dc.titleAnalisis Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Kemitraan KUB Petani Lidah Buaya di Kecamatan Beji, Depokid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAloeveraid
dc.subject.keywordFeasibility studyid
dc.subject.keywordSWOTid
dc.subject.keywordQSPMid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record