Perhitungan dan model neraca air daerah aliran sungai Solo hulu
View/Open
Date
1979Author
Murdiyarso
Soepawidjaja, Moersidi
Soerianegara, Ishemat
Manan, Syafii
Herudjito, Dasun
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini dilakukan di 6 buah sub Daerah Aliran Sungai (sub DAS), yaitu sub DAS Dumpul (186 ha), sub DAS Tapan (184 ha), sub DAS Wader (202 ha), sub DAS Wungu (203 ha), sub DAS Duren (1463 ha) dan sub DAS Plawatan (261 ha) yang semuanya terdapat dalam DAS Solo Hulu (1.025.200 ha). Keenam sub DAS tersebut memiliki keadaan fisik khu- susnya tanah dan iklim yang berbeda dan karakteristik, oleh karena itu tingkah lakunya dalam memproduksi dan mengkonsumsi air berbeda-beda pula. Tujuan penelitian adalah untuk menghitung neraca air di setiap sub DAS untuk kemudian merumuskannya dalam suatu model matematik yang mudah dimanipulasikan dengan eks- perimen komputer. Dengan demikian akan dapat ditarik ke- simpulan-kesimpulan kuantitatif yang berguna dalam usaha-usaha pengelolaan sumberdaya alam tanah dan air. Dalam penelitian ini sistem DAS dipandang sebagai sistem hidrologis yang mempunyai komponen-komponen fisik vegetasi (1), tanah (2) dan sungai (3). Perubah-perubah yang diukur adalah jumlah air pada setiap komponen (x), laju transfer antar komponen (f), output (z) berupa evaporasi, transpirasi, perkolasi dan debit sungai, dan input curah hujan (a) pada setiap komponen yang dalam hal ini merupakan perubah bebas dari sistem DAS. Hubungan fungsional antara perubah-perubah akan menentukan parame- ter sistem yang dalam hal ini nilainya akan selalu tetap selama eksperimentasi dilakukan. Hasil perhitungan neraca air menunjukkan bahwa ke- tinggian tempat dari permukaan laut atau elevasi mempe- ngaruhi jumlah input dan output air. Di samping itu vege- tasi berkayu (pohon) juga memegang peranan penting dalam menjaga cadangan air tanah yang dimanifestasikan dalam ti- dak menyoloknya defisit air tanah dan fluktuasi debit sungai. Dari pengukuran dan perhitungan perubah-perubah sistem dapat dirumuskan model matematik sebagai berikut: C1 x1 = C4X2 C2X2 = a1 + + a2 C6X3 C4X2 – C5X2X3, C3X3 = a3 + C5X2X3
Dengan menggunakan nilai-nilai curah hujan melampaui dengan berbagai peluang, model yang telah diuji validitas- nya tersebut dipakai untuk memanipulasi sistem yang sebe- narnya. Hasilnya menunjukkan bahwa jika sistem DAS mene- rima curah hujan 1,5-2 kali lebih besar dari keadaan rata-rata, maka limpasan permukaan (runoff) dan debit su- ngai akan meningkat sebesar 4-6 kali. Hal ini dapat ter- jadi karena kebutuhan dan keadaan air vegetasi relative dst. …..