Penilaian Ekonomi Agroforest Tembawang di Kabupaten Sintang dan Sanggau Propinsi Kalimantan Barat
View/ Open
Date
2006Author
Afifuddin, Yunus
Darusman, Dudung
Chalik, Benny M.
Metadata
Show full item recordAbstract
Degradasi lahan dan hutan menyebabkan berkurangnya fungsi lahan dan hutan. Faktanya, di Kabupaten Sintang telah berkurang sebanyak 4.546,44 ha pertahun atau 0,14% dari total lahan serta 25.697,50 ha per tahun telah berkurang dalam rentang waktu 1999-2004. Agroforest Tembawang sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan fungsi dari hutan. Agroforest Tembawang merupakan teknologi tradisional Suku Dayak yang mengkombinasikan tanaman perkebunan dengan tanaman MPTs. Tujuan dari penelitian ini adalah menghubungkan Valuasi Ekonomi Total (TEV) dengan keanekaragaman spesies di Tembawang. TEV dihitung menggunakan pendekatan harga pasar, pasar pengganti, dan contingen valuation method (CVM). Keanekaragaman spesies dihitung dengan INP, Indeks Shannon-Wienner, Indeks Simpson, Indeks Kekayaan, dan Indeks Kemerataan. Hasil penelitian memperlihatkan nilai keanekaragaman yang dekat dengan Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya (TNBB). Rata-rata indeks Shannon-Wienner yaitu 3,1465 untuk Binjai, 3,0016 untuk Tembawang Sanjan, dan lainnya dibawah nilai tersebut. Nilai TEV dari Tembawang Binjai sebesar Rp.518,95 juta/ha/tahun, Rp.439,10 juta/ha/tahun, Rp.270,21 juta/ha/tahun untuk Telaga Satu, Rp.275,61 juta/ha/tahun untuk Tanjung Ria, Rp.175,38 juta/ha/tahun untuk Jatidamar, dan Rp.247,15 juta/ha/tahun untuk Wonoharjo. Nilai TEV disumbang oleh 35,56% dari NTFP, 24,68% oleh kayu bulat, 30,85 oleh karbon stock, 8,79% oleh kayu bakar, 0,06% oleh nilai erosi, serta 0,03 oleh nilai pilihan dan keberadaan. Kurva hubungan keanekaragaman spesies dan TEV membentuk kurva pangkat empat. Sedangkan kurva hubungan kompatibilitas tembawang dan TEV membentuk kurva pangkat tiga.
Collections
- MT - Forestry [1376]