Show simple item record

dc.contributor.advisorHadi, Soetrisno
dc.contributor.advisorTantera, Dewa Made
dc.contributor.advisorWardojo, Sidarto
dc.contributor.authorPawirosoemardjo, Soekirman
dc.date.accessioned2023-06-07T06:37:45Z
dc.date.available2023-06-07T06:37:45Z
dc.date.issued1979
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118581
dc.description.abstractPenelitian di laboratorium, rumahkaca dan lapangan dilakukan untuk mengetahui beberapa aspek biologi Colletotrichum gloeosporioides (penyebab penyakit gugur daun pada karet) dan perkembangan penyakit yang ditimbulkannya, sehubungan dengan faktor-faktor pada tanaman karet yang diduga menentukan ketahanan klon serta menetapkan respons beberapa klon karet anjuran dan klon karet harapan terhadap serangan C. gloeosporioides. Untuk mempelajari biologi C. gloeosporioides serta respons klon terhadap patogen ini, dipergunakan isolat yang berasal dari Kebun Percobaan Cio- mas. Sebanyak 16 klon telah diteliti termasuk empat klon anjuran skala besar, delapan klon anjuran skala kecil dan satu klon anjuran skala percobaan Balai Penelitian Perke- bunan Bogor, satu klon anjuran Rubber Research Centre Getas dan dua klon baku yang diberitakan oleh para peneliti ter- dahulu sebagai klon yang tahan dan peka terhadap C. gloeos- porioides. Medium Agar Malt dan Agar Lima Bean pada pH 6.5-7.0 merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan dan sporulasi patogen. Dalam air destilata konidia tidak berkecambah tetapi dalam 0.5 % glukosa perkecambahan C. gloeosporioides dapat terjadi. Jangka waktu inkubasi terpendek untuk perkecambahan, yaitu pada substrat yang sesuai adalah 5 jam. Suhu dan kemasaman optimum medium untuk pertumbuhan, sporulasi serta perkecambahan C. gloeosporioides masing- 28° C dan pH 6-7. Pada o c c. gloeosporio- masing adalah 28 ides masih mampu tumbuh secara vegetatif walaupun sangat lambat tetapi tidak dapat bersporulasi. Pada 40° C tidak tampak adanya perkecambahan dan sporulasi patogen. Patogen tidak mampu tumbuh pada pH 1-3 sedangkan pada pH 10 masih tumbuh dengan baik. Pada pH 1 konidia masih mampu berkecambah. Kelembaban nisbi merangsang perkecambahan ko- nidia. Pada kelembaban nisbi 96 % atau lebih daya berkecambah konidia lebih dari 80%, sedangkan pada kelembaban nisbi 95 daya berkecambah konidia adalah kurang dari 458. Sinar ultraviolet menekan daya berkecambah C. gloeosporioides. Penyinaran konidia dengan sinar ultraviolet selama 5 menit telah dapat membuat konidia C. gloeosporioides ti- dak mampu untuk berkecambah. Sinar matahari pada intensitas 310 lux menghambat, tetapi cahaya lampu TL pada inten- sitas 10 lux dan kondisi gelap tidak menghambat perkecam- bahan konidia. Cendawan dapat tumbuh dan pertumbuhannya tidak berbeda nyata pada media yang mengandung ekstrak daun dari ber bagai klon yang diuji. Sporulasi dan daya berkecambah ko- nidia yang terbaik dicapai masing-masing pada medium yang mengandung ekstrak daun dari klon BPM 1 atau PB 86. dst …id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcPlant industryid
dc.subject.ddcRubber plantsid
dc.titleAspek-aspek biologi colletotrichum gloeosporioides panz. dan respons beberapa klon karet terhadap penyakit yang ditimbulkanid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordPenyakit gugur daunid
dc.subject.keywordKaretid
dc.subject.keywordHeveaid
dc.subject.keywordBogor Agricultural Universityid
dc.subject.keywordStylosanthus sppid
dc.subject.keywordPlant diseaseid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record