Kecernaan Pati dan Energi Metabolis Jagung Berbeda Ukuran Partikel serta Pengaruhnya terhadap Performans Ayam Broiler

Abstract

Jagung merupakan bahan baku dan sumber energi utama dalam ransum ayam broiler. Ketersediaan jagung yang terbatas menyebabkan harganya yang semakin mahal sehingga meningkatkan biaya produksi pemeliharaan ayam broiler. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ukuran partikel yang tepat untuk ayam broiler untuk meningkatkan kecernaan nutrisinya sehingga penggunaan ransum lebih efisien. Penelitian juga dilakukan untuk mengevaluasi kecernaan pati dan energi metabolis pada ayam broiler yang diberi perlakuan pakan dengan jagung yang berbeda ukuran partikel. Penelitian dilakukan dua tahap yaitu in vitro dan in vivo. Pada tahap pertama dilakukan uji in vitro dengan menggunakan pakan berbentuk crumble dengan bahan baku jagung ukuran diameter rata-rata geometris 1.904 mm, 0.637 mm dan 0.356 mm. Hasil uji in vitro dianalisa deskriptif dengan 3 perlakuan dan 2 ulangan. Data hasil uji in vitro menunjukkan nilai kecernaan pati pada jagung yang memiliki rata-rata diameter 0.356 mm memiliki nilai kecernaan pati yang paling tinggi, dan nilai kecernaan pati semakin menurun dengan semakin besarnya ukuran partikel jagung yaitu 0.637 mm dan 1.904 mm.

Corn is the main energy source and the main raw material in broiler feed. The study was conducted to evaluate the starch digestibility and metabolize energy in broiler chickens with different corn particle size. Research carried out by two stages: in vitro and in vivo. In the first stage performed an in vitro study using local corn particle geometric mean diameter (GMD) 1.904 mm (P1), 0.637 mm (P2) and 0.356 mm (P3). Starch digestibility was also measured in crumble and pellet form. Data from in vitro study showed the value of the corn starch digestibility of P3 was highest digestibility of starch and starch digestibility values decrease with increasing size of the particles of corn. The same result occurred in the measurement of starch digestibility in corn that has been formulated into the form of a crumble and pellet feed.