Show simple item record

dc.contributor.advisorSulistijorini
dc.contributor.advisorFarajallah, Achmad
dc.contributor.authorNoorchaliza, Fauzia
dc.date.accessioned2023-05-30T00:12:39Z
dc.date.available2023-05-30T00:12:39Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118154
dc.description.abstractIndotestudo forstenii (Reptilia; Testudinidae) adalah kura-kura endemik yang beradaptasi hidup di daratan Sulawesi Tengah. Masyarakat lokal menyebutnya ‘bantiluku’. Bantiluku dicirikan dengan tubuh dan karapas berwarna kuning keemasan. Sebagian individu bantiluku memiliki sisik nuchal dan sebagian lainnya tidak memiliki sisik nuchal. Tingkat eksploitasi yang tinggi dan laju kehilangan habitat yang cepat akibat pembukaan hutan, menyebabkan populasinya di alam menurun. IUCN menetapkan status konservasi bantiluku sebagai critically endangered. Penelitian bertujuan untuk mempelajari karakteristik habitat bantiluku di Desa Bale, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Data ekologi yang diambil adalah temperatur udara, temperatur tanah, pH tanah, kelembapan udara, dan kelembapan tanah. Survei yang dilakukan pada bulan Juli 2021 - Februari 2022 berhasil menemukan enam lubang yang diindikasikan sebagai sarang yang ditinggalkan dan dua sarang dengan individu bantiluku. Habitat ditemukannya bantiluku adalah permukaan yang berserasah. Bantiluku menggali lubang sesuai ukuran tubuhnya sebagai tempat beristirahat. Suhu lubang sarang berkisar antara 26-29° C dan pH tanah berkisar antara 4,5-7,0. Kura-kura ini dapat ditemukan pada habitat tumbuhan herba dan semak-semak seperti Fatoua villosa, Hypoestes phyllostachya, Chromolaena odorata, Cyanotis axillaris, Mallotus philippensis, Momordica charantia, dan Bryophillum pinnatum.id
dc.description.abstractIndotestudo forstenii (Reptilia; Testudinidae) is an endemic tortoise adapted to live on Central Sulawesi mainland. Local people call it 'bantiluku'. Bantiluku has a golden yellow body and carapace. Some bantiluku individuals have nuchal scales and some do not. The high rate of exploitation and the rapid rate of habitat loss due to forest clearing led to a decline in natural populations. The IUCN defines bantiluku conservation status as critically endangered. This study aims to indentify the characteristics of bantiluku habitat in Bale Village, Donggala Regency, Central Sulawesi. Ecological data taken were air temperature, soil temperature, soil pH, air humidity, and soil moisture. The survey, which was conducted in July 2021 - February 2022, managed to find six holes indicating abandoned nests and two nests containing bantiluku individuals. The habitat where bantiluku was found is a scattered surface. Bantiluku dug a hole according to the size of its body as a resting place. The temperature of the nest holes range from 26-29 °C and the soil pH ranges from 4.5-7.0. The tortoise can be found in the habitat of herbaceous and shrub plants such as Fatoua villosa, Hypoestes phyllostachya, Chromolaena odorata, Cyanotis axillaris, Mallotus philippensis, Momordica charantia, and Bryophillum pinnatum.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKarakteristik Habitat Bantiluku (Indotestudo forstenii) di Desa Bale, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengahid
dc.title.alternativeHabitat Characteristics of Bantiluku (Indotestudo forstenii) in Bale Village, Donggala Regency, Central Sulawesiid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordConservationid
dc.subject.keywordCritically Endangeredid
dc.subject.keywordSulawesi endemic tortoiseid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record