Show simple item record

dc.contributor.advisorSlamet, Margono
dc.contributor.advisorSajogyo, Sajogyo
dc.contributor.advisorBarizi, Barizi
dc.contributor.authorSuryaji, Umar
dc.date.accessioned2023-05-24T06:27:41Z
dc.date.available2023-05-24T06:27:41Z
dc.date.issued1978
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117931
dc.description.abstractTujuan peneliti´n ini ialah untuk mengetahui persepsi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) terhadap peranannya, harapan dan tanggapan petani terhadap peranan PPL, peragaan peranan PPL dan faktor-faktor yang mempengaruhi peranannya. Di samping itu dipelajari pula rumusan peranan PPL sebagai bahan pembanding terhadap tiga konsep peranan yang disebutkan di atas dan mengidentifikasi tegangan peranan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pola pembinaan PPL sebagai pelaku perubahan sosial dan penilaian yang lebih wajar terhadap prestasi kerja PPL dengan memperhatikan beragam faktor yang mempengaruhi peragaan peranannya. Titik berat fokus penelitian ini ialah peragaan pe ranan PPL. Suatu peragaan peranan PPL terjalin dalam tata ruang Wilayah Unit Desa, dan hanya akan mempunyai arti jika dikaitkan dengan lingkungan dimana peranan itu diperlihatkan. Oleh karena itu dalam menelaah peragaan peranan PPL telah diklasifikasikan masing-masing tiga tipe Wilayah Unit Desa, peragaan peranan PPL, kematangan PPL dan pencapaian target BIMAS. Untuk menelaah konsep persepsi peranan, harapan peranan, rumusan peranan dan tegangan peranan digunakan model deskripsi. Untuk menelaah peragaan peranan selain menggunakan model deskripsi juga menggunakan model normatif untuk menganalisis hubungan peragaan peranan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk menguji hubungan peragaan peranan dan faktor. faktor yang mempengaruhinya telah ditetapkan empat hipotesis yang diuji secara empiris dengan menggunakan uji khi kuadrat (x²) dan derajat asosiasi berupa koefisien kontingensi (C). Hipotesis I Perbedaan peragaan peranan PPL disebabkan oleh perbedaan tipe Wilud. Hipotesis II : Perbedaan pencapaian target BIMAS dalam Wilud disebabkan oleh perbedaan peragaan PPL dalam Wilud tersebut. Hipotesis III: Perbedaan pencapaian target BIMAS disebabkan oleh perbedaan Wilud. Hipotesis IV : Perbedaan peragaan peranan PPL disebabkan oleh perbedaan kematangan PPL. Untuk menjawab permasalahan di atas telah dikumpulkan informasi dari 154 PPL, 133 petani dan 51 pamong desa dengan dua tahap penelitian. Tahap pertama dilakukan di Kabupaten Bogor dan Cirebon untuk memperoleh tanggapan dari petani dan pamong desa dan tegangan peranan yang dihadapi oleh PPL. Tahap penelitian ini lebih bersifat deskripsi dan untuk perbaikan perumusan penelitian tahap kedua. Penelitian tahap kedua dilakukan di 9 Kabupaten di Jawa Barat. (1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa, rumusan peranan tertulis bagi PPL masih bersifat abstrak dan uraian peranan yang bersifat operasional belum diuraikan secara spesifik untuk tiap jenis peranan dan hubungan antara jenis peranan dengan aspek-aspek peranan lainnya. (2) Persepsi PPL terhadap peranan yang bersifat opera- sional masih rendah, terutama tentang proses perencanaan, pengorganisasian dan penilaian hasil peranannya. (3) Bentuk harapan petani terhadap peranan PPL agar mengawasi perkembangan tanaman dan usahataninya serta hama dan kebutuhan petani belum terpenuhi oleh PPL. Sungguhpun demikian petani telah merasakan manfaatnya atas kehadiran PPL dan telah memberikan tanggapan positif, walaupun ada beberapa PPL yang dinilai petani kurang mampu dalam melak- sanakan tugasnya. (4) Hambatan PPL dalam memperagakan peranannya teruta- ma disebabkan oleh masih rendahnya kemampuan PPL menganalisis sistem sosial petani dan membangkitkan motivasi petani. Demikian juga dalam memilih strategi komunikasi PPL masih terikat kepada garis yang ditetapkan dari atas. Sebagian la- ci karena fasilitas kerja yang minim sekali, misalnya bahan informasi dalam bentuk cetakan. (5). Tipe Wilud dan kematangan PPL mempunyai derajat asosiasi dengan peragaan peranan PPL berturut-turut C=0.279 dan 0-0.278, yang berarti kedua faktor itu ada hubungannya dengan peragaan peranan PPL. (6) Tipe Wilud dan tipe peragaan peranan PPL mempunyai derajat asosiasi yang rendah dengan pencapaian target BIMAS berturut-turut sebesar 0-0.216 dan 0-0.149, yang berarti kedua faktor itu tidak ada hubungan dengan pencapaian target BIMAS. Hal ini berarti peragaan peranan PPL kurang menunjang pencapaian target BIMAS, tetapi mungkin ia akan besar pengaruhnya terhadap penerapan teknologi baru oleh petani. (7) Suatu hal yang tidak termasuk dalam hipotesis pe- nelitian ialah hubungan pola pembinaan PPL dengan peragaan peranan PPL dan pencapaian target BIMAS. Dari hasil pengujian ternyata bahwa faktor pembinaan terhadap PPL mempunyai derajat asosiasi dengan peragaan peranan PPL dan pencapaian torget BIMAS berturut-turut sebesar 0-0,428 dan 0-0.516. Hal ini berarti pola pembinaan dalam bentuk supervisi dan sistem kerja yang teratur dapat meningkatkan kemampuan kerja para PPL dan pencapaian target BIMAS.id
dc.language.isoidid
dc.titlePeragaan peranan penyuluh pertanian lapangan dalam wilayah unit desa di Jawa Baratid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordPenyuluhan Pertanian Lapanganid
dc.subject.keywordPembinaan PPLid
dc.subject.keywordTarget BIMASid
dc.subject.keywordUsahataniid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record