Show simple item record

dc.contributor.authorSuwarna, Ujang
dc.contributor.authorSyahdah, Nurul
dc.date.accessioned2023-05-24T04:31:09Z
dc.date.available2023-05-24T04:31:09Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117911
dc.description.abstractEnergi merupakan sumber kehidupan seluruh makhluk hidup di muka bumi, khusunya manusia. Secara umum, energi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu energi yang tidak dapat diperbaharui dan energi yang dapat diperbaharui. Energi fosil sangat disukai sebagai sumber energi karena mempunyai nilai kalor yang tinggi dan mudah terbakar. Namun, masalahnya proses pembentukan energi fosil sangat lama bahkan membutuhkan waktu hingga jutaan tahun. Telah terjadi penyusutan cadangan minyak dan gas di seluruh dunia sehingga menyebabkan kenaikan harga pada setiap tahunnya. Melihat kenyataan tersebut manusia mulai menggunakan sumber energi yang dapat diperbaharui. Salah satu sumber energi tersebut berasal dari siklus biologis, yang dinamakan biomassa. Sumber energi biomassa selain bersifat terbarukan (renewable energy), juga bersifat ramah lingkungan jika dikelola secara berkelanjutan, dengan kadar CO2 yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan energi fosil serta kandungan sulfur dan heavy metal yang relatif rendah. Walaupun pembakaran biomassa menghasilkan karbondioksida tetapi akan diseimbangkan kembali oleh tumbuhan, sehingga tidak ada penimbunan karbondioksida dalam atmosfer dan keberadaannya terus berimbang. Volume kayu yang dimanfaatkan lebih kecil dibandingkan volume kayu yang ditebang, sehingga terdapat kayu-kayu yang tidak terangkut di petak tebangan dan di Tempat Pengumpulan Kayu (TPn) berupa limbah (Muhdi 2003). Dalam proses pemanfaatan kayu selalu terjadi limbah kayu yang sebanding dengan jumlah biomasa yang diolah. Keberadaan limbah ini sering kali diabaikan, karena pemanfaatan dianggap menyulitkan dan mahal. Limbah pemanenan sering timbul akibat kesalahan teknis di lapangan dan juga akibat kebijakan perencanaan pemanenan yang kurang tepat. Padahal disisi lain, pemanfaatan limbah pemanenan dapat memaksimalkan potensi tegakan, serta dapat meningkatkan nilai ekonomi perusahaan. Menurut Mulyasari (2013), sifat-sifat kayu yang dapat digunakan sebagai sumber energi adalah berasal dari jenis dengan pertumbuhan cepat (3-5 tahun dapat dipanen), percabangan lebat, riap tinggi, mudah tumbuh pada berbagai kondisi tempat tumbuh, cepat bertunas setelah dipangkas, dan memiliki nilai kalor yang tinggi. Oleh karena itu penelitian tentang potensi pemanfaatan limbah menjadi dasar penilaian kesesuaian jenis Eucalyptus pellita sebagai sumber bahan baku energi biomassa.id
dc.language.isoidid
dc.titleKuantifikasi Dan Pemanfaatan Limbah Eucalyptus Pellita Di Hutan Tanaman Sebagai Bahan Baku Energi Biomassaid
dc.typeArticleid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record