Strategi Pengembangan Desa Penyangga Wisata Resort Situgunung, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Date
2023Author
Anjana, Muhamad Redito Gea
Soekmadi, Rinekso
Rachmawati, Eva
Metadata
Show full item recordAbstract
Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak buruk bagi masyarakat
wisata secara luas, termasuk bagi masyarakat Desa Gedepangrango sebagai
masyarakat desa penyangga yang banyak bergantung pada aktivitas wisata di
Situgunung, Taman Nasional Gunung Gedepangrango. Keterbatasan kewenangan
masyarakat dalam pengelolaan wisata di Situgunung membuat masyarakat tidak
memiliki banyak pilihan. Menyikapi keterpurukan tersebut strategi pemulihan
mulai dipikirkan oleh masyarakat melalui pengembangan objek wisata yang ada di
dalam desanya sendiri sebagai desa penyangga wisata sehingga masyarakat dapat
memiliki kewenangan yang lebih besar dalam pengelolaanya. Desa penyangga
wisata merupakan terminologi bagi sebuah desa penyangga yang memenuhi
kriteria-kritera untuk dikembangkan sebagai desa wisata.
Tujuan penelitian yang dilaksanakan mengacu pada kerangka teori
pengembanan wisata mencakup aspek supply, demand, dan supporting system
berdasarkan 6 kriteria pengembangan desa wisata. Penelitian dilakukan secara
langsung di lapangan untuk mendapatkan data objek, masyarakat, dan stakeholder,
dan secara daring untuk medapatkan data pengunjung dan data beberapa
stakeholder. Instrumen yang digunakan yaitu panduan wawancara dan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Gedepangrango saat ini telah
memiliki 6 objek berkembang dan 3 objek potensial berbasis pertanian hortikultura
dan hasil hutan bukan kayu, serta sudah tersedia sarana prasarana dasar. Modal
sosial komunitas masyarakat Desa Gedepangrango masih lemah, meskipun telah
memiliki dukungan yang tinggi terhadap pengembangan desa penyangga wisata,
tetapi belum memiliki kesiapan untuk terlibat langsung dalam pengembangannya.
Permintaan pengunjung terhadap desa penyangga wisata Gedepangrango sangat
tinggi, namun tidak disertai kesediaan untuk membayar program yang ditawarkan
dengan nilai rata-rata WTP yang diperoleh adalah Rp251.197,00. Terdapat 14
Stakeholder yang terlibat yaitu 6 Pemerintah, 1 Akademisi, 6 Masyarakat, dan 1
Industri/Bisnis yang terkelompok dalam kategori Key Player (Pemerintah Desa
Gedepangrango, BPP Kadudampit, Pengelola Kampung Lahang, Bumi Karuhun
Kadudampit, UMKM Pujasera), Subject (Universitas Pancasila, dan KTH
Mekarsari), Context Setter (Dinas Pariwisata Kab. Sukabumi, Pemerintah Kec.
Kadudampit, dan Pokdarwis Desa Gedepangrango), dan Crowds (Komunitas
Kasenian, Bappedalitbang Kab. Sukabumi, dan BTNGGP). Strategi pengembangan
terdiri atas tiga strategi yaitu penataan dan penguatan organisasi kelembagaan dan
stakeholder desa penyangga wisata, perencanaan strategis penyelenggaraan,
program, dan pemasaran desa penyangga wisata, serta optimalisasi potensi objek
dan sarana prasarana desa penyangga wisata.
Collections
- MT - Forestry [1413]