Show simple item record

dc.contributor.advisorJaya, Indra
dc.contributor.advisorSiregar, Vincentius P.
dc.contributor.advisorHestirianoto, Totok
dc.contributor.authorSelamat, Muhammad Banda
dc.date.accessioned2023-05-11T08:43:52Z
dc.date.available2023-05-11T08:43:52Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117511
dc.description.abstractSalah satu acuan untuk memahami dinamika spasial dan distribusi habitat adalah melalui peta-peta tematik. Peta-peta seperti ini diperlukan antara lain untuk perencanaan dan pengelolaan sumberdaya serta pemantauan perubahan lingkungan. Citra satelit untuk pemetaan habitat perairan dangkal saat ini diakui memiliki keunggulan informasi tematik daripada teknologi hidroakustik, khususnya pada daerah-daerah pasang surut dan terumbu karang yang memiliki perairan relatif jernih. Selain itu, citra satelit juga dapat digunakan untuk menghasilkan peta batimetri perairan dangkal. Kebanyakan peta-peta habitat perairan dangkal saat ini dihasilkan dari proses karakterisasi habitat karang yang umumnya menggunakan metode koreksi kolom air. Kelemahan metode ini adalah nilai indeks yang dihasilkannya tidak dapat dikaitkan dengan besaran reflektansi atau radiansi substrat. Bias dalam estimasi rasio attenuasi difusi sering terjadi bila suatu objek ditemukan pada banyak kedalaman. Algoritma ini juga tidak dapat mengakomodasi variasi albedo untuk seluruh substrat lamun. Salah satu upaya untuk meningkatkan akurasi citra substrat dari metode koreksi kolom air adalah dengan kembali memilah-milah tipe substrat tersebut berdasarkan kelompok kedalamannya. Dalam hal ini kelompok kedalaman dapat dianggap berasosiasi dengan zona geomorfologi. Studi ini bertujuan menghasilkan citra substrat dasar dengan akurasi tematik yang lebih tinggi dan menghasilkan citra batimetri yang dapat digunakan untuk membangun model batimetri substrat dasar 3D. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan uji akurasi metode koreksi kolom air (Lyzenga) dan kombinasinya dengan zonasi geomorfologi dalam menghasilkan peta substrat dasar di perairan dangkal terumbu karang menggunakan citra satelit Quickbird. Citra substrat dasar kemudian dijadikan dasar untuk membangun model batimetri substrat dasar tiga dimensi menggunakan interpolator nearest neighbor (NN), kriging (Kg), inverse distance (ID) atau natural neighbor (Nt). Studi ini juga mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi validasi citra satelit, seperti: variasi posisi horisontal dari GPS navigasi, penentuan substrat dengan metode PIT (Point Intercept Transect) dan Foto PIT serta kualitas sistem pencitraan CCTV (Closed Circuit Television). Dalam upaya pengembangan metode alternatif pencitraan berbasis video, juga telah dilakukan evaluasi karakteristik: lensa CCTV menggunakan pola kalibrasi papan catur. dst ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcFisheriesid
dc.subject.ddcFishingid
dc.titleKarakterisasi substrat dasar dan batimetri perairan dangkal berbasis sistem optikid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordbenthic substrateid
dc.subject.keywordbathymetryid
dc.subject.keywordquickbirdid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record