Show simple item record

dc.contributor.advisorKusmana, Cecep
dc.contributor.advisorSutijahjo, Surjono H.
dc.contributor.advisorSuaedi
dc.contributor.authorRuyani, Ipih
dc.date.accessioned2023-05-11T04:00:39Z
dc.date.available2023-05-11T04:00:39Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117486
dc.description.abstractPenurunan kualitas udara terutama disebabkan oleh gas buang kendaraan bermotor (60-70% ). Timbal (Pb) adalah salah satu komponen yang biasa digunakan sebagai campuran pada BBM untuk meningkatkan oktan. Pb juga dihasilkan oleh industri peleburan aki bekas yang banyak tersebar di wilayah Tangerang, Depok, Bogor dan Bekasi). Upaya meminimalkan kadar Pb dapat dilaksanakan melalui optimasi luasan dan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Hutan Kota (HK). Kurangnya HK akan mengakibatkan berkurangnya kemampuan ekosistem kota untuk menyerap polutan. Timbal (Pb) sebagai salah satu komponen polutan udara mempunyai efek toksik yang luas pada manusia dan hewan. Unsur Pb secara umum dikenal dengan sebutan timah hitam, biasa digunakan sebagai campuran bahan bakar bensin. Fungsi Pb, selain meningkatkan daya pelumasan, juga meningkatkan efisiensi pembakaran (anti-knock), sehingga kinerja kendaraan bermotor meningkat. Pb yang terbuang lewat knalpot itu merupakan zat pencemar udara. Pb banyak digunakan oleh industri otomotif, karena setiap tambahan 0.1 gram Pb/liter mampu meningkatkan oktan sebesar 1.5 hingga 2 satuan. Sumber polutan Pb yang dilepaskan ke udara di Provinsi DKI Jakarta bersumber dari aktivitas transportasi dan industri peleburan aki bekas. Ada 71 lokasi industri peleburan aki bekas sebagai sumber utama pencemar Pb di Provinsi DKI Jakarta yang tersebar di sekitar Tangerang, Depok, Bogor dan Bekasi. Penyebaran industri peleburan aki bekas di wilayah Provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya mengakibatkan terjadinya bahaya polusi Pb yang serius di beberapa lokasi dan perlu upaya penanganan yang tepat. Kurangnya RTH kota akan mengakibatkan berkurangnya kemampuan ekosistem kota untuk menyerap polusi. Luas RTH kota idealnya adalah minimal 30% dari luas seluruh wilayah kota. Namun, dengan segala permasalahannya, Jakarta tampaknya belum dapat memenuhi luas ideal RTH kota dalam waktu dekat. Hingga tahun 2009, RTH Jakarta hanya 9% dari luas wilayah. Ketidakmampuan Jakarta untuk memenuhi luas ideal RTH kota tentu akan berimbas pada memburuknya kadar polusi udara di Jakarta. Oleh karena itu diperlukan kajian untuk mencermati dampak langsung dari polutan Pb yang disebabkan oleh aktivitas transportasi dan industri peleburan aki bekas di Provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya. Upaya meminimalisasi kadar Pb tersebut dapat dilakukan melalui optimalisasi luasan dan pengelolaan HK untuk menanggulangi permasalahan lingkungan, khususnya pencemaran Pb di Provinsi DKI Jakarta. HK merupakan salah bentuk RTH yang secara ekologi memiliki kemampun paling optimal dalam mengatasi berbagai pencemaran lingkungan termasuk Pb. Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis luas dan bentuk kondisi eksisting ruang terbuka hijau (RTH) dan hutan kota (HK) serta sebaran pencemaran polutan Pb di wilayah Provinsi DKI Jakarta; (2) mengkaji kondisi eksisting luasan RTH dan hutan kota di wilayah Provinsi DKI Jakarta berdasarkan peraturan perundangan (UU No. 26 Tahun 2007 dan PP No. 63 Tahun 2002); (3) menentukan luasan optimal hutan kota sebagai ii penyerap/penjerap Pb di DKI Jakarta; dan (4) merumuskan strategi pengelolaan hutan kota di wilayah Provinsi DKI Jakarta. dst...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcEnvironmental scienceid
dc.subject.ddcAir pollutionid
dc.titleOptimasi luasan hutan kota sebagai penyerap/penjerap timbal (Pb) di provinsi DKI Jakartaid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordAir qualityid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record