Strategi Coping dan Nafkah serta Dampaknya Terhadap Keberfungsian dan Ketahanan Fisik Keluarga Petani Miskin di Kabupaten Blora
View/ Open
Date
2012Author
Wasito
Sumarwan, Ujang
Sunarti, Euis
Dharmawan, H. Arya
Ananto, E. Eko
Metadata
Show full item recordAbstract
Kemiskinan merupakan permasalahan sosial ekonomi utama di Indonesia. Sebagian besar penduduk miskin tinggal di pedesaan, serta lebih banyak dijumpai di wilayah lahan kering, seperti Kabupaten Blora. Strategi coping dan strategi nafkah menjadi cara bagi keluarga petani miskin di Kabupaten Blora untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan pokok keluarga sehingga keberfungsian dan ketahanan fisik keluarga dapat dijaga.
Secara spesifik, tujuan penelitian adalah menganalisis dan membandingkan strategi nafkah dan strategi coping keluarga petani miskin berdasarkan zona agro ekosistem (desa dominan lahan sawah, lahan kering, kawasan hutan jati). Selain itu, menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, sikap terhadap lingkungan sosial ekonomi dan ekologi (meso), serta sikap terhadap dukungan sosial ekonomi dan kebijakan (makro) terhadap strategi coping dan strategi nafkah berbasis modal sosial. Menganalisis pengaruh strategi coping, nafkah berbasis modal sosial terhadap keberfungsian keluarga, serta pemenuhan kebutuhan pokok dan ketahanan fisik keluarga.
Lokasi penelitian adalah tiga zona agroekosistem, yaitu dominan sawah (7 desa), lahan kering (8 desa), hutan jati (7 desa). Pengumpulan data primer di tingkat desa dilakukan terhadap 90 responden melalui diskusi kelompok terfokus dan wawancara mendalam. Sedangkan di tingkat keluarga petani miskin dengan kuesioner terstruktur yang melibatkan sebanyak 132 keluarga. Penelitian dilakukan pada bulan Juli, Oktober, Desember 2007, dan Juli, September, November, Desember 2008. Data dianalisis secara deskriptif dan analisis statistic inferensia, diantaranya analisis Cochran, uji-t, ANOVA, regresi linier berganda, regresi logistik, dan analisis jalur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga petani miskin menyebar secara merata antar desa, tidak berbeda pada ketiga zona agroekosistem, serta mengelompok pada nilai total skor ≥ 8 berdasarkan 11 indikator validasi kemiskinan BLT 2005. Mereka memilih sikap setuju sampai sangat setuju pada tataran lingkungan sosial ekonomi dan ekologi (meso) serta dukungan sosial ekonomi dan kebijakan (makro) yang memiliki peranan dalam pemenuhan kebutuhan pokok. Secara umum ada perbedaan pada keluarga contoh di tiga zona agroekosistem dalam strategi coping aspek ekonomi. Namun tidak berbeda pada karakteristik keluarga (mikro), sikap keluarga terhadap lingkungan sosial ekonomi, budaya, dan ekologi (meso), serta sikap keluarga terhadap dukungan sosial ekonomi dan kebijakan (makro). Selain itu, tidak berbeda dalam strategi coping aspek sosial, dan strategi nafkah berbasis modal sosial keluarga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi coping yang dilakukan oleh keluarga contoh secara signifikan adalah pendidikan, ukuran keluarga, sikap keluarga pada tatanan meso, dan strategi nafkah berbasis modal sosial. Keempat variabel berpengaruh negatif terhadap strategi coping. Pendidikan dan besar keluarga juga berpengaruh signifikan terhadap strategi nafkah berbasis modal sosial yang dilakukan keluarga. Kedua variabel berpengaruh positif terhadap strategi nafkah.
Pemenuhan kebutuhan pokok dan ketahanan fisik keluarga dipengaruhi secara positif oleh sikap pada tatanan meso dan keberfungsian keluarga. Sementara keberfungsian keluarga sendiri dipengaruhi secara negatif oleh besar keluarga dan dipengaruhi secara positif oleh strategi coping. Hasil analisis jalur...dst
Collections
- DT - Agriculture [731]