Show simple item record

dc.contributor.advisorHaneda, Noor Farikhah
dc.contributor.advisorRachmawati, Eva
dc.contributor.authorSyifa, Khozanah
dc.date.accessioned2023-05-10T05:29:55Z
dc.date.available2023-05-10T05:29:55Z
dc.date.issued2023-05-10
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117443
dc.description.abstractLebah merupakan serangga penyerbuk yang dapat meningkatkan kualitas buah. Polen merupakan benih jantan tumbuhan yang berfungsi untuk pembuahan. Lebah memanfaatkan polen sebagai sumber pakan, khususnya protein. Polen mengandung jenis asam amino yang berbeda yang berfungsi untuk sintesis makanan. Peran lebah sebagai penyerbuk semakin berkurang akibat disfungsi lahan. Pemanfatan lahan berbasis lingkungan dapat mencegah penurunan koloni lebah. Pencegahan dengan menggunakan pemanfaatan lahan berbasis lingkungan dapat melestarikan alam sekitar. Pemanfaatan lahan seperti pembuatan wisata alam mampu mempertahankan koloni lebah dan lingkungannya. Keuntungan yang didapat dari wisata alam ini dapat dirasakan secara ekologi, ekonomi, maupun pendidikan. Pembangunan wisata alam dengan mengutamakan kelestarian koloni lebah dapat menarik pengunjung untuk mengetahui peranan lebah. Pengunjung juga dapat merasakan keselarasan lingkungan. Pembangunan wisata lebah diperlukan penataan yang memperhitungkan kondisi lingkungan tempat hidupnya. Identifikasi polen menunjukkan sumber pakan yang diambil oleh koloni lebah. Indentifikasi potensi wisata dibutuhkan untuk melihat fasilitas dan objek wisata yang menarik di wisata lebah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi polen yang menjadi sumber pakan lebah berdasarkan karakteristik dan potensi wisata lebah yang kemudian akan dibuat penataan kawasan wisata sesuai dengan sumber pakan lebah. Sampel polen dan potensi wisata diambil dari tungkai dan sarang lebah di apiary Apis cerana di Kelompok Tani Hutan Wana Karya Tani Sejahtera di Desa Buana Sakti Kelurahan Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung. Identifikasi polen dilakukan dengan memperhatikan karakter aperture polen, bentuk polen berdasarkan polar dan ekuatorial, ornamentasi eksin serta ukuran polen. Hasil penelitian menunjukkan terdapat lima spesies dari lima famili tumbuhan berbeda yang dimanfaatkan lebah madu sebagai sumber polen. Polen dari sarang lebah teridentifikasi berasal dari tiga spesies tumbuhan dari tiga famili berbeda dan dua spesies tumbuhan yang belum teridentifikasi jenisnya. Tipe aperture polen yang ditemukan berbeda-beda sesuai dengan jenis tanaman. Tipe polen 1-colpate dan pantoporate banyak ditemukan pada polen tungkai. Jenis aperture tersebut juga ditemukan pada polen sarang. Spesies tanaman yang sering ditemukan pada polen tungkai dan sarang berasal dari spesies Cocos nucifera dan Acacia mangium. Cocos nucifera dan Acacia mangium merupakan tanaman yang menghasilkan polen dan nektar sepanjang tahun. Pengambilan data potensi wisata diambil melalui wawancara dan observasi lapang. Teknik wawancaranya menggunakan Snowball. Observasi lapang merupakan kualitatif yang biasa digunakan dalam penelitian untuk melibatkan lingkungan sosial yang mengamati keragaman perilaku sosial sesuai dengan peranan yang ada. Wawancara mencakup pertanyaan tentang data kondisi supply desa, fasilitas wisata, dan objek wisata. Kondisi supply desa dilihat dari kondisi fisik dan kondisi biologi. Data fisik berupa objek wisata air terjun, goa, batuan, dan sungai. Data biologi berupa data tumbuhan endemik, tumbuhan langka, tumbuhan unik, tumbuhan dominan, tumbuhan lokal, tumbuhan khas daerah, dan tumbuhan berguna. Selain itu data satwa liar juga termasuk kedalam data biologi. Karakteristik satwaliar diambil satwa endemik, satwa langka, satwa unik, satwa dominan, satwa khas, dan satwa berguna. Kondisi supply fisik desa terdapat mata air yang mengalir dari tanaman bambu. Kondisi biologisnya dari tumbuhan terdapat tumbuhan endemik seperti sonokeling, sisanya sebagai tumbuhan berguna. Satwaliar yang ditemukan di hutan rakyat ditemukan dari satwa langka, dominan, khas, berguna, seperti burung elang, kadal, burung bud-bud, dan kupu-kupu. Fasilitas wisata terdapat pintu gerbang, warung makan, mushola, toilet, dan tempat foto. Objek wisatanya berasal dari mata air dan lebah yang ada di hutan rakyat. Penataan wisata lebah dilakukan berdasarkan hasil dari identifikasi polen dan identifikasi potensi wisata lebah. Hasil yang didapatkan hasil analisis vegetasi dan identifikasi polen berbeda. Analisis vegetasi menunjukan keanekaragaman yang sedang, tetapi kemerataan yang rendah. Identifikasi polen menunjukan keanekaragaman yang rendah. Hasil tersebut dapat memperbanyak jenis yang sudah ada di hutan rakyat. Penambahan sumber pakan lebah diperlukan untuk memperkaya keanekaragman lebah dalam mengambil polen tumbuhan. Fasilitas wisata yang didapatkan dari hasil wawancara warga desa dapat menambahkan luasan lahan, pembuatan outbond, kolam renang, penyediaan air sumur bor. Track jalan untuk pejalan kaki dan sepeda, permainan anak-anak, spot foto. Hasil penelitiaan penataan wisata lebah dapat dilakukan untuk mendahulukan kesejateraan hidup bagi lebah dan memanfaatkan potensi wisata yang ada. Penambahan fasilitas bisa dilakukan yang memerlukan kerjasama antarwarga desa. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam membuat wisata yang berbasis lingkungan.id
dc.description.sponsorship-id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleBudidaya Lebah Dalam Perencanaan Ekowisata Di Hutan Rakyatid
dc.title.alternativeBeekeeping in Ecotourism Planning on Community Forestid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordApi-tourismid
dc.subject.keywordfeed sourceid
dc.subject.keywordhoneybeeid
dc.subject.keywordpollen characteristicid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record