Model kebijakan pengembangan prasarana transportasi perkotaan berkelanjutan di Metropolitan Mamminasata Provinsi Sulawesi Selatan
View/ Open
Date
2013Author
Kusbimanto, Ignatius Wing
Sitorus, Santun R.P.
Machfud
Poerwo, I.F. Poernomosidhi
Yani, Mohamad
Metadata
Show full item recordAbstract
Metropolitan Mamminasata dengan Kota Makassar sebagai kota inti, Kota
Maros dan Kota Sungguminasa sebagai kota satelit di kawasan transisi serta
Kabupaten Takalar sebagai transisi hinterland di kawasan pinggiran Metropolitan
termasuk salah satu dari delapan Kawasan Metropolitan di Indonesia. Luas
wilayahnya 2.500,3 Km2 dan jumlah penduduk 2,43 juta dengan pertumbuhan 1,7
persen per tahun. Semakin meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk,
berdampak pada semakin meningkatnya kebutuhan lahan untuk tempat kegiatan,
serta sarana dan prasarana. Mamminasata termasuk Kawasan Strategis Nasional
(KSN) dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). Pembangunan
Metropolitan Mamminasata mengacu pada Peraturan Presiden nomor 55 tahun
2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Mamminasata.
Permasalahan yang dihadapi pada saat ini adalah kemacetan lalu lintas
pada waktu jam sibuk, kesemerawutan dan ketidak disiplinan pengguna jalan,
tingginya angka kecelakaan, kebisingan dan polusi udara akibat emisi kendaraan
bermotor. Kemacetan pada beberapa ruas jalan utama akibat volume lalu lintas
yang terus meningkat seiring dengan semakin berkembangnya pembangunan.
Kapasitas jaringan jalan tidak mudah untuk ditingkatkan karena terkendala
pembebasan lahan.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengevaluasi kondisi eksisting sistem
jaringan prasarana transportasi perkotaan dan status keberlanjutannya, (2)
Mengevaluasi kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholder) dan faktor-faktor
kunci yang berpengaruh dalam pengembangan jaringan prasarana transportasi
perkotaan, (3) Merancang model pengembangan prasarana transportasi perkotaan
yang berkelanjutan dan (4) Menyusun arahan kebijakan pengembangan prasarana
transportasi perkotaan berkelanjutan di Metropolitan Mamminasata.
Pembangunan berkelanjutan mempunyai tiga tujuan utama yaitu ekonomi
(economic objective), ekologi (ecological objective) dan sosial (social objective).
Tujuan ekonomi terkait dengan masalah efisiensi (efficiency) dan pertumbuhan
(growth); tujuan ekologi terkait dengan masalah konservasi sumber daya alam
(natural resources conservation); dan tujuan sosial terkait dengan masalah
pengurangan kemiskinan (poverty) dan pemerataan (equity).
Lingkup penelitian dibatasi pada jaringan jalan nasional di Metropolitan
Maminasata. Waktu penelitian dilaksanakan dalam kurun waktu 2011-2013. Alat
yang digunakan adalah counter, komputer. Data yang digunakan adalah peraturan
perundangan terkait dengan sistem transportasi dan tata ruang, data statistik, hasil
survei dan studi dari instansi terkait. Data survei, pengamatan dan wawancara
dengan responden dilakukan dengan cara purposive sampling atau pemilihan
secara sengaja dengan responden.
Volume rata-rata kendaraan tertinggi pada tahun 2009 adalah 2.299
smp/jam dan meningkat menjadi 3.520 smp/jam pada tahun 2013. Pertumbuhan
rata-rata volume kendaraan bermotor di lokasi penelitian dalam kurun waktu 5
tahun sebesar 11,23% per tahun. Hasil perhitungan kapasitas jalan tahun dari 2009
sampai dengan tahun 2013 cenderung tetap dengan kapasitas jalan rata-rata
5.326,5 smp/jam. Derajat kejenuhan/degree of saturation (DS) rata-rata juga
mengalami peningkatan dari 0,43 pada tahun 2009 menjadi 0,66 pada tahun 2013.
Seiring dengan bertambahnya jumlah volume kendaraan namun di sisi lain
kapasitas jalan cenderung tetap yang mengakibatkan meningkatkan derajat
kejenuhan pada semua ruas jalan, hal tersebut juga mengakibatkan kecepatan ratarata
kendaraan mengalami penurunan yaitu dari 42,75 km/jam pada tahun 2009
menjadi 37,75 km/jam pada tahun 2013. Penurunan kecepatan lalu lintas akan
menyebabkan peningkatan penudaan sehingga akan meningkatkan waktu tempuh
perjalanan. dst...