Abstract
Pembangunan pertanian yang terlalu mengejar pertumbuhan (orientasi produksi) terbukti telah gagal meningkatkan partisipasi petani dan tidak mampu mempertahankan produktivitas optimalnya secara kontinyu serta sulitnya meningkatkan pendapatan petani dan kesejahteraannya ke arah yang lebih baik. Oleh sebab itu, pada masa mendatang diperlukan adanya suatu strategi dan model pemberdayaan yang mampu menggeser posisi petani dari objek menjadi subjek pembangunan dengan menempatkan manusia petani sebagai komponen utama dalam pembangunan pertanian (people-centered oriented) sehingga petani mampu mandiri untuk menentukan nasibnya sendiri.
Tujuan utama penelitian ini adalah: (1) mengetahui tingkat kemandirian petani dalam pengambilan keputusan adopsi inovasi, (2) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian petani dalam pengambilan keputusan adopsi inovasi, dan (3) merumuskan strategi dan model pemberdayaan petani ke arah terbentuknya perilaku mandiri dalam pengambilan keputusan adopsi inovasi.
Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Barat (Kebupaten Cianjur, Bandung, dan Garut). Sampel penelitian berjumlah 270 orang terdiri atas: stratum I: 60 orang petani maju; stratum II: 210 orang petani berkembang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Stratified Random Sampling. Analisis kuantitatif dilakukan dengan uji statistik kalerasi Spearman untuk melihat hubungan parsial antara berbagai peubah, sedangkan untuk melihat hubungan secara struktural antara berbagai peubah dilakukan dengan uji Structural Equation Model (SEM). Analisis kualitatif dilakukan dengan pendekatan "induktif yakni memahami situasi dan mengembangkannya sesuai dengan kenyataan di lapangan. ...
