Show simple item record

dc.contributor.advisorSukardi
dc.contributor.advisorSuryani, Ani
dc.contributor.advisorSugiharto
dc.contributor.advisorFauzi, Anas M
dc.contributor.authorHidayati, Juliza
dc.date.accessioned2023-05-09T06:45:00Z
dc.date.available2023-05-09T06:45:00Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117396
dc.description.abstractPotensi sumber daya industri kelapa sawit di Sumatera Utara mendukung ide menjadikan Sumatera Utara sebagai barometer industri kelapa sawit nasional. Sumber daya tersebut antara lain luas areal kebun kelapa sawit yang mencapai 15,2% dari total luas kebun kelapa sawit nasional dengan komposisi luas tanaman belum menghasilkan mencapai 13,7% dari total luas areal kebun kelapa sawit di Sumatera Utara, disertai dengan tersedianya Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan jumlah 22,1% dari total PKS Nasional yang menghasilkan kontribusi ekspor Crude Palm Oil (CPO) 16,33% dari total ekspor CPO nasional. Selanjutnya tersedianya Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) sebagai pusat pengkajian dan penyedia bibit unggul serta dibangunnya industri terpadu kelapa sawit Sei Mangke untuk mengolah kelapa sawit menjadi CPO dan turunannya. Pada tahun 2005 Pemerintah mencanangkan program revitalisasi perkebunan kelapa sawit yang dalam pelaksanaannya di Sumatera Utara menghadapi banyak hambatan sehingga revitalisasi perkebunan berjalan tidak seperti yang diharapkan. Hambatan yang dihadapi diantaranya keterbatasan ketersediaan lahan potensial untuk kelapa sawit, produktivitas perkebunan yang masih rendah, dan keengganan perbankan karena menghadapi resiko besar dalam mendanai revitalisasi perkebunan. Revitalisasi perkebunan merupakan upaya percepatan pengembangan perkebunan rakyat melalui perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman perkebunan yang didukung kredit investasi perbankan serta subsidi bunga pemerintah dengan melibatkan perusahaan perkebunan sebagai mitra pengembangan dan pengolahan serta pemasaran hasil. Penelitian ini bertujuan menghasilkan model revitalisasi perkebunan kelapa sawit yang dapat dipergunakan pengambil keputusan untuk mendukung pengembangan agroindustri kelapa sawit di Sumatera Utara. Model ini dibentuk dari sub model ketersediaan lahan dan peremajaan tanaman dengan metode matematika dan simulasi, sub model optimasi kelayakan pembiayaan perbankan dengan metode fuzzy AHP dan sub model peningkatan produktivitas perkebunan dan agroindustri CPO dengan metode ANP. Sub model ketersediaan lahan dan peremajaan tanaman diperlukan untuk mendukung pengembangan agroindustri kelapa sawit di Sumatera Utara agar dapat mengantisipasi kebutuhan CPO dengan meningkatkan produktivitas karena kebutuhan CPO yang terus meningkat, sedangkan ketersediaan lahan potensial untuk kelapa sawit di Sumatera Utara sudah terbatas. Aplikasi sub model menghasilkan output luas lahan minimal yang dapat diperluas dan diremajakan dengan menggunakan benih unggul yang bersertifikat. Dari perkiraan kebutuhan CPO di tahun prediksi 2020 sebesar 5.890.400 Ton maka produksi CPO yang dapat dihasilkan dari perkebunan kelapa sawit yang ada di Sumatera Utara sebesar 3.989.159 Ton sedangkan selebihnya hanya dapat dipenuhi dengan melakukan perluasan lahan yang ditentukan dari beberapa alternatif berdasarkan tahun tanam...dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.titleRancang bangun model untuk revitalisasi perkebunan kelapa sawit guna memperkuat agroindustri CPO di Provinsi Sumatera Utaraid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordrevitalisasi perkebunan, kelapa sawit, produktivitas, agroindustri CPO, resiko perbankan.id


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record