Pengembangan Model Ketertelusuran Cerdas Untuk Rantai Pasok Kakao Aceh
View/Open
Date
2015Author
Yusriana
Arkeman, Yandra
Raharja, Sapta
Hariyadi, Purwiyatno
Metadata
Show full item recordAbstract
Kakao merupakan salah satu komoditi unggulan pertanian selain kopi dan nilam bagi Provinsi Aceh, dimana 80% produksinya untuk konsumsi ekspor dalam bentuk biji. Namun daya saing komoditi ini masih rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai jual yang masih rendah dibandingkan dengan harga pasar. Selain faktor mutu bahan, rendahnya daya saing komoditi biji kakao dari provinsi ini adalah belum adanya sistem ketertelusuran terhadap asal usul produk yang oleh konsumen sangat penting dan pada negara-negara di Uni Eropa merupakan kewajiban yang harus dipenuhi dan diimplementasikan dalam bentuk standar komoditas perdagangan. Dilain pihak kakao Aceh diyakini memiliki keunggulan dibandingkan dengan produk sejenis dari daerah lain di Indonesia, misalnya kandungan asam lemak yang mirip dengan kakao dari Pantai Gading dan ukuran biji yang sebagian besar masuk kategori A sampai dengan AA, sehingga diperlukan metode yang dapat mendeskriminasikan kakao Aceh dengan daerah lainnya. Metode yang dapat melakukan hal tersebut adalah sistem ketertelusuran yang dalam penelitian ini dikembangkan dengan pendekatan sistem cerdas (intelligence system).
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengembangkan model ketertelusuran cerdas untuk rantai pasok kakao di Provinsi Aceh. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan beberapa tahapan yaitu menganalisis titik kritis sistem ketertelusuran, menganalisis karakteristik mutu spesifik kakao berbasis aspek fisik, kimia dan sensori, pengembangan model untuk pembuktian keaslian geografis kakao.
Penelitian ini menggunakan beberapa teknik yaitu fuzzy failure mode effect and critically analysis (F-FMECA) untuk analisis titik kritis sistem ketertelusuran, SNI-2323-2008 dan spektrofotometrik untuk analisis karakteristik mutu kakao fisik dan kimia, quantitative descriptive analysis (QDA) panelis ahli untuk analisis sensori, adaptive neuro fuzzy inference system (ANFIS) untuk melakukan pengembangan model pembuktian keaslian geografis kakao. Sampel biji kakao fermentasi berasal dari Kabupaten Pidie, yaitu berasal dari Kecamatan Tiro, Geumpang dan Padang Tiji, sedangkan sebagai pembanding sampel berasal dari Provinsi Lampung, Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.