Peningkatan status gizi anak gizi kurang (3-5 tahun) melalui pemberian biskuit berbasis blondo, tepung ikan gabus, dan tepung beras merah
View/ Open
Date
2015Author
Widodo, Slamet
Riyadi, Hadi
Tanziha, Ikeu
Astawan, Made
Metadata
Show full item recordAbstract
Blondo adalah hasil samping dari proses pembuatan minyak kelapa, selain
sabut, tempurung, kulit ari, ampas dan air. Blondo dikenal juga sebagai galendo
(Jawa Barat), tahi minyak (Sulawesi Selatan dan Barat), kethak (Jawa Tengah
dan Timur), tae lale (Lombok), tain lengis (Bali). Blondo selama ini sudah
dimanfaatkan menjadi sambal kethak, dodol kethak, atau campuran bumbu.
Blondo memiliki kandungan energi, protein, dan mineral yang dapat dimanfaatkan
pada pembuatan berbagai produk pangan. Potensi gizi blondo tersebut sangat baik
dalam meningkatkan kandungan gizi berbagai makanan, khususnya makanan
untuk anak kurang gizi.
Ikan gabus (Channa striata) merupakan salah satu sumber protein hewani
yang bermutu tinggi karena mempunyai kandungan asam-asam amino esensial
yang lengkap dan susunannya mendekati asam amino yang diperlukan tubuh, serta
daya cernanya tinggi sehingga jumlah yang dapat diserap juga tinggi. Kelebihan
ikan gabus (Channa striata) antara lain kandungan protein lebih tinggi daripada
bahan pangan seperti telur, daging ayam, maupun daging sapi. Selain itu ikan
gabus dikenal sebagai ikan yang dapat menyebuhkan luka, mengurangi rasa sakit
dan ketidaknyamanan pasca operasi. Ikan gabus di Sulawesi Selatan banyak
ditangkap di wilayah Danau Tempe yang tidak jauh dengan kota Pare-Pare dan
pengolahannya masih terbatas menjadi ikan segar dan ikan kering.
Potensi bahan lain yang pemanfaatannya masih terbatas yaitu beras merah.
Beras merah (Oryza nivara) mengandung antioksidan yang berasal dari pigmen
antosianin (chrysanthemin dan oxycocci-cyanin) yang dapat dimanfaatkan
mencegah terjadinya penyakit jantung koroner, kanker, diabetes dan hipertensi,
serta menyembuhkan penyakit rabun senja dan beri-beri, menghasilkan lovastatin,
menurunkan kolesterol darah, dan menurunkan plak atheroklerosis.
Penelitian ini bertujuan membuat formulasi biskuit berbasis blondo,
tepung ikan gabus (Channa striata), dan tepung beras merah (Oryza nivara), dan
menganalisis efikasi pemberian biskuit berbasis blondo, tepung ikan gabus
(Channa striata), dan tepung beras merah (Oryza nivara) terhadap status gizi anak
gizi kurang umur 3-5 tahun. Desain penelitian ini menggunakan Randomized
Controlled Trial (RCT) Single Blind Pre-post Study. Biskuit berbasis blondo,
tepung ikan gabus (Channa striata) dan tepung beras merah (Oryza nivara) dan
biskuit kontrol diberikan kepada anak usia 3-5 tahun (n = 22, masing-masing
sekali hari 40-60 g) selama 12 minggu. kadar serum albumin dan IgG diukur dua
kali sebelum dan setelah intervensi. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Lumpue dan Puskesmas Lompoe Kota Pare-Pare Sulawesi Selatan,
dengan fokus pengamatan perubahan berat badan, tinggi badan, kadar albumin,
dan IgG setelah diberikan biskuit. Perlakuan penelitian terdiri dari biskuit kontrol
(tanpa substitusi blondo, tepung ikan gabus (Channa striata), dan tepung beras
merah (Oryza nivara) dan biskuit dengan substitusi blondo, tepung ikan gabus
(Channa striata), dan tepung beras merah. Biskuit kontrol dan biskuit perlakuan
memiliki kandungan energi yang setara tetapi protein berasal dari sumber protein
yang berbeda. dst...
Collections
- DT - Human Ecology [616]
