dc.description.abstract | Castanopsis buruana Miq. termasuk famili Fagaceae yang merupakan salah satu spesies penting yang tumbuh di hutan dataran rendah. Di Indonesia C. buruana tersebar di Sulawesi dan Maluku dan mempunyai nilai ekonomi penting sebagai sumber kayu dan kacang-kacangan yang bernilai gizi tinggi. Castanopsis dilaporkan berasosiasi dengan ektomikoriza, namun C. buruana yang tumbuh di hutan hujan tropis Indonesia belum diketahui status dan keanekaragaman ektomikorizanya.
Tujuan penelitian ini ialah: 1) mengkaji keanekaragaman dan struktur komunitas ektomikoriza pada C. buruana di lapangan; 2) mengkaji keanekaragaman ektomikoriza pada C. buruana di rumah kaca; 3) mendapatkan metode pematahan dormansi biji C. buruana; 4) mengkaji peran ektomkoriza alami dalam meningkatkan pertumbuhan dan serapan hara C. buruana.
Pengambilan sampel di lapangan dilakukan dengan metode survei menggunakan teknik garis berpetak. Sampel tubuh buah dan akar ektomikoriza dilakukan dengan metode runut akar. Analisis akar terkolonisasi ektomikoriza menggunakan metode garis singggung (gridline intersection). Analisis morfotipe akar ektomikoriza menggunakan Colour Atlas of Ectomycorrhizae, anatomi akar dengan sayatan akar menggunakan mikrotom. Analisis molekuler akar yang bersimbiosis dilakukan menggunakan sekuen DNA daerah ITS rDNA. Analisis morfologi benih menggunakan metode deskriptif. Anatomi kulit benih dianalisis dengan menggunakan metode Sass yang dimodifikasi. Analisis kadar lignin menggunakan metode Klason, kadar selulosa dan hemiselulosa menggunakan metode Cross dan Bevan sedangkan kadar lemak menggunakan metode destilasi. Analisis pematahan dormansi benih dan respon tumbuh menggunakan rancangan acak lengkap.
Hasil penelitian “Keanekaragaman dan Struktur Komunitas Jamur Ektomikoriza pada C. buruana di Lapangan” menunjukkan bahwa keanekaragaman dan struktur komunitas jamur ektomikoza C. buruana dipengaruhi oleh musim. Pada bulan Juni keanekaragaman dan struktur komunitas jamur ektomikoza C. buruana lebih tinggi dari pada bulan Desember. Keanekaragaman dan struktur komunitas jamur ektomikoza C. buruana di atas tanah lebih tinggi daripada di dalam tanah. Cantharellus sp 1., Hebeloma sp 1., dan Tylopilus sp. adalah jamur ektomikoriza yang dominan pada bulan Desember dengan kekayaan spesises masing-masing 7.21, 5.46 dan 3.28. Boletus sp 3, Heimiosporus sp., dan Russula sp 6 adalah jamur ektomikoriza yang dominan pada bulan Juni dengan kekayaan spesises masing-masing 7.10, 5.43 dan 3.97. Morfotipe sederhana atau tanpa percabangan berwarna hitam merupakan morfotipe dominan dan sering ditemukan di kedua musim dengan persentase lebih besar 50%. Berdasarkan sekuensing DNA ribosom daerah ITS morfotipe tersebut terindetifikasi sebagai Cenococcum geophilum dengan tingkat kesamaan 96%.
Hasil penelitian “Keanekaragaman Jamur Ektomikoriza pada Castanopsis buruana di rumah kaca” menunjukkan bahwa bibit C. buruana dari anakan alam
dan ditumbuhkan di rumah kaca dikolonisasi oleh jamur ektomikoriza dengan membentuk morfotipre root tip dengan percabangan sederhana atau tanpa percabangan (unramified), permukaan mantel seperti wol (woolly), mantel berwarna abu-abu. Berdasarkan hasil analisis molekuler morfotipe root tips tersebut teridentifikasi sebagai T. parmastoana.
Hasil penelitian “Karakteristik Morfologi, Anatomi dan Pematahan Dormansi Benih C. buruana sebagai Tumbuhan Endemik Sulawesi” menunjukkan bahwa biji C. buruana memiliki variasi yang sangat tinggi baik bentuk fisik maupun ukuran biji. Ukuran panjang biji berkisar 17.46-19.34 mm, dengan diameter antara 12.84-15.03 mm dan berat biji antara 1.03-1.64 g dengan tebal testa berkisar antara 169.0-231.9 μm. Biji yang berukuran besar dengan perlakuan IBA 50 ppm merupakan perlakuan terbaik untuk mematahkan dormansi benih karena dapat menghasilkan daya berkecambah, potensi tumbuh maksimum dan kecepatan tumbuh benih C. buruana masing-masing sebesar 83.33%, 88.89% dan 1.33%/etmal.
Hasil penelitian “Kolonisasi Ektomikoriza Alami Basidiomycetes dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan dan Serapan Hara C. buruana bahwa kolonisasi alami jamur ektomikoriza T. alpina berhasil membentuk simbiosis dan menghasilkan morfotipe root tip pada bibit C. burana. Morfotipe root tip tersebut memiliki karakteristik percabangan sederhana atau tanpa percabangan (unramified), permukaan mantel seperti kapas (cottony) mantel berwarna coklat terang. Kolonisasi jamur ektomikoriza T. alpina dapat meningkatkan serapan N di tajuk dan akar lebih tinggi yaitu masing-masing sebesar 41.67% dan 50% serta serapan P di tajuk dan akar masing-masing sebesar 38.46% dan 46.15% dibandingkan dengan yang tidak terkolonisasi. | id |