dc.description.abstract | Indonesia memiliki lebih dari 19 varietas jeruk Siam yang tersebar
dibeberapa pulau di Indonesia. Buah jeruk lokal Indonesia telah diekspor ke
Papua New Guinea, Malaysia, Hongkong, Pakistan, dan Singapura. Sebagai
produk pertanian segar yang diproduksi di negara tropis, jeruk dapat mengalami
kerusakan selama proses pemanenan, penanganan pascapanen, dan transportasi.
Apabila buah jeruk yang mengalami kerusakan dikemas pada tempat yang sama
dengan jeruk normal maka jeruk normal dapat membusuk dalam waktu satu
minggu. Oleh sebab itu perlu dilakukan proses sortasi untuk memisahkan buah
yang mengalami kerusakan dengan yang normal untuk mencegah buah mengalami
kebusukan lebih cepat. Pemisahan buah yang mengalami kerusakan secara manual
sulit dilakukan, terutama pada tahap awal terjadinya kerusakan, karena tidak
menunjukkan perubahan visual sebelum bagian yang rusak mengalami perubahan
warna menjadi coklat karena terjadinya reaksi pencoklatan. Buah jeruk yang
mengalami kerusakan pada bagian kulit akan mengeluarkan zat kimia yang dapat
diidentifikasi dengan metode fluoresen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menentukan substansi fluoresen dan karakteristik panjang gelombang absorbsi
serta emisi dari beberapa jenis buah jeruk lokal Indonesia, karakterisasi dan
klasifikasi kerusakan mekanis buah jeruk lokal Indonesia berdasarkan
spektroskopi fluoresen selama penyimpanan, dan mengembangkan metode
deteksi dini kerusakan mekanis buah jeruk lokal Indonesia berdasarkan citra
fluoresen.
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama yaitu
menentukan karakteristik spektroskopi fluoresen dari buah jeruk lokal Indonesia.
Pada tahap ini telah ditentukan spektra UV-Vis absorbsi, eksitasi, dan emisi
fluoresen dari beberapa jenis jeruk lokal Indonesia serta substansi fluoresen yang
terkandung pada kulit jeruk lokal Indonesia. Tahap kedua yaitu menganalisis
karakteristik spektra fluoresen selama penyimpanan serta klasifikasi jeruk lokal
Indonesia yang mengalami kerusakan mekanis menggunakan spektra fluoresen
dan analisa diskriminan. Tahap ketiga yaitu mengembangkan metode deteksi
kerusakan mekanis jeruk lokal Indonesia berdasarkan citra fluoresen. Program
pengolahan citra fluoresen jeruk dibangun untuk mengklasifikasikan citra jeruk
pada kelompok sayat, memar, dan kontrol dengan metode jaringan syaraf tiruan
(JST).
Dari hasil penelitian, telah dianalisia karakteristik spektroskopi fluoresen
dari 5 jenis jeruk lokal Indonesia yaitu jeruk siam Medan, siam Pontianak, keprok
Batu, siam Garut dan keprok Pulung. Puncak spektra absorban jeruk lokal
Indonesia berada pada panjang gelombang 314 nm hingga 380 nm. Jeruk lokal
Indonesia mengandung substansi fluoresen dari kelompok polymethoxylated
flavone nobiletin, dan tangeretin dan flavanone hesperidin dengan panjang
gelombang eksitasi 365 nm dan puncak fluoresen antara 536 nm sampai dengan
552 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan intensitas
fluoresen antara jeruk yang mengalami kerusakan mekanis dengan kontrol
sehingga klasifikasi spektra fluoresen dapat digunakan pada sampel jeruk dengan
waktu penyimpanan hingga 48 jam. Penyimpanan diatas 48 jam menyebabkan
intensitas spektra fluoresen berada pada tingkatan yang sama untuk setiap
perlakuan. Hasil pengelompokan spektra fluoresen berdasarkan perlakuan
menunjukkan bahwa panjang gelombang fluoresen yang berpengaruh pada hasil
pengelompokan adalah spektra pada panjang gelombang 470 nm, 500 nm hingga
510 nm, dan 530 nm hingga 540 nm. Model diskriminan yang dibangun dari dua
komponen utama spektra fluoresen yang diproses dengan pretreatment data
spektra SGs+MSC+D2 dapat membantu klasifikasi spektra fluoresen berdasarkan
perlakuan memar, sayat, dan kontrol dengan akurasi tertinggi sebesar 83,3%. dst.... | id |