Strategi Pengembangan Wisata Pedesaan Berkelanjutan Berbasis Wakaf Produktif Di Desa Panjalu, Ciamis
Date
2023Author
Saputro, Ketut Eko Ari
Hasim
Karlinasari, Lina
Beik, Irfan Syauqi
Metadata
Show full item recordAbstract
Pembangunan desa berkelanjutan merupakan bagian dari agenda
pembangunan nasional yang terbukti mampu berkontribusi dalam menyelesaikan
berbagai permasalahan suatu negara, seperti kemiskinan dan krisis pangan. Salah
satu model pembangunan desa berkelanjutan yang dapat dikembangkan yaitu
wisata pedesaan. Salah satu desa yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi
wisata pedesaan yaitu Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu, Ciamis Jawa Barat. Desa
Panjalu memiliki bentang alam yang terdiri dari lahan perbukitan, persawahan,
perkebunan, perikanan, area danau, dan hutan yang sangat berpotensi sebagai daya
tarik wisata pedesaan berbasis alam dan pertanian. Desa Panjalu juga berpotensi
sebagai kawasan wisata pedesaan berbasis budaya karena kekhasan budaya lokal
yang masih terjaga.
Pengembangan wisata pedesaan menghadapi beberapa tantangan yang
diprediksi jika rencana pengembangan tidak disusun dengan baik, seperti degradasi
kualitas lingkungan hidup, konflik dalam kepentingan di tengah-tengah masyarakat
hingga polarisasi ekonomi yang mengakibatkan kesenjangan. Potensi dan tantangan
ini berdampingan dengan potensi pengelolaan wisata pedesaan berbasis wakaf
produktif. Wakaf merupakan instrumen ekonomi sosial dalam Islam yang
bermakna ibadah sekaligus menjadi bagian muamalah di tengah masyarakat. Wakaf
produktif memastikan harta wakaf untuk digunakan sebagaimana mestinya hingga
waktu tertentu sehingga prinsipnya berupa model bisnis yang hasilnya harus
dikelola untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat secara umum.
Penelitian ini menganalisis titik kritis dalam potensi wisata pedesaan di Desa
Panjalu dan kaitannya dengan potensi pengelolaan wakaf produktif untuk
pengembangannya, serta merumuskan strategi pengembangan wisata pedesaan
berbasis wakaf produktif yang tepat. Hasil penelitian ini diharapkan mampu
menjadi alternatif bagi pemangku kebijakan sehingga pengembangan wisata
pedesaan di Desa Panjalu dapat berjalan optimal dan berkelanjutan, baik dalam
dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan.
Kebaruan penelitian ini mencakup dua sisi yaitu 1) Menggunakan pendekatan
analisis yang holistik dan terintegrasi dalam meneliti pengembangan wisata
pedesaan melalui integrasi beberapa parameter seperti potensi pengembangan
wisata, analisis keberlanjutan, peran pemangku kepentingan, dan strategi
pengembangan di desa wisata Panjalu; 2) Hasil penelitian ini menemukan bahwa
wakaf produktif dapat dioptimalkan untuk pengembangan wisata pedesaan
berkelanjutan dengan memperhatikan aspek ekologi, sosial budaya, ekonomi, dan
kelembagaan di desa. Penelitian ini juga menjabarkan komponen wakaf pedesaan
dalam bentuk skema pengelolaan wakaf produktif untuk wisata pedesaan.
Penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1) analisis
pengembangan wisata Panjalu dan kaitannya dengan wakaf menggunakan
pendekatan IPA (Importance dan Performance Analysis); 2) Analisis status
keberlanjutan pengelolaan wisata pedesaan di Panjalu dengan metode RAPTourism
(Rapid Appraisal for Fisheries); (3) Analisis pemangku kepentingan
dalam pengembangan wisata pedesaan di Panjalu dengan menggunakan metode
Stakeholder Analysis by Reed. (4) Perumusan strategi pengembangan wisata
pedesaan Panjalu dengan menggunakan metode ANP (Analytical Network Process).
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
didapatkan dari proses indepth-interview bersama pakar dan pemangku
kepentingan, serta data sekunder yang didapatkan dari studi terhadap regulasi dan
dokumen instansi terkait.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi wisata pedesaan yang berada di
Desa Panjalu memungkinkan pengembangan secara berkelanjutan dengan skema
wakaf produktif. Adapun hasil pengkuran status keberlanjutan menunjukkan status
keberlanjutan pengelolaan wisata pedesaan berbasis wakaf produktif Desa Panjalu
berada pada status “cukup berkelanjutan” untuk dimensi ekologi, sosial budaya,
kelembagaan, dan ekonomi. Sedangkan untuk dimensi teknologi berada pada status
“kurang berkelanjutan”. Atribut sensitif dalam mengungkit status keberlanjutan
untuk masing-masing dimensi adalah pemandangan alam, keterlibatan masyarakat,
koordinasi antar stakeholders, keragaman mata pencaharian, dan tingkat
penguasaan teknologi. Hasil analisis stakeholder di desa Panjalu menunjukkan
kelompok pemangku kepentingan yang memiliki tingkat pengaruh dan kepentingan
tinggi (key player) dalam pengembangan wisata pedesaan di Panjalu adalah Dinas
Pariwisata Ciamis, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Ciamis, Pemerintah
Desa Panjalu, Badan Usaha Milik Desa Panjalu, Balai Besar Wilayah Sungai
Citanduy, dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat. Di sisi lain,
organisasi pengelola wakaf produktif berada dalam kuadran subject sehingga perlu
ditingkatkan pengaruh dan kepentingannya dalam pembentukan sebuah organisasi
nazir yang professional.
Perumusan strategi pengembangan wisata pedesaan Panjalu menghasilkan
tiga alternatif strategi diantaranya: wisata pedesaan berbasis wakaf produktif dalam
pertanian dan pembangunan ekonomi; wisata pedesaan berbasis wisata produktif
dalam budaya dan pemberdayaan masyarakat; dan wisata pedesaan pedesaan
berbasis wakat produktif dalam edukasi dan konservasi lingkungan. Hasil analisis
menggunakan ANP menunjukkan bahwa strategi prioritas dalam pengembangan
wisata pedesaan berbasis wakaf produktif yang tepat untuk Desa Panjalu adalah
wisata pedesaan berbasis wakaf produktif dalam budaya dan pemberdayaan
masyarakat.