dc.description.abstract | Agroindustri Kelapa Sawit memainkan peran yang signifikan tehadap
perekonomian Indonesia serta melibatkan berbagai stakeholder yang
menggantungkan hidup pada sektor tersebut. Faktanya, posisi agroindustri Kelapa
Sawit Indonesia saat ini berada pada keadaan yang belum optimum, ditunjukkan
dengan kinerjanya yang masih relatif rendah. Pendekatan manajemen rantai pasok
adalah salah satu solusi untuk peningkatan kinerja agroindustri Kelapa Sawit
melalui peningkatan koordinasi dan kolaborasi antar stakeholder rantai pasok.
Terdapat beberapa tantangan pada agroindustri Kelapa Sawit di Indonesia,
diantaranya penilaian kinerja rantai pasok yang harus lebih baik, prediksi kejadian
bencana dalam rantai pasok kelapa sawit untuk alternatif solusi terhadap rantai
pasok.serta upaya peningkatan keberlanjutan rantai pasok. Alternatif solusi
mitigasi dan prediksi terhadap risiko pada rantai pasok memegang peran penting.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis situasi rantai pasok agroindustri
kelapa sawit saat ini, merancang model prediksi kejadian bencana, merancang
model penilaian dan mendapatkan nilai keberlanjutan rantai pasok, serta
mendapatkan prototipe Sistem prediksi dan mitigasi bencana dalam rantai pasok
kelapa sawit untuk keberkelanjutan agroindustri kelapa sawit. Penelitian ini
dilakukan di Provinsi Jambi, sebagai salah satu sentra perkebunan kelapa sawit di
Indonesia. Situasi dan kondisi objektif rantai pasok agroindustri kelapa sawit
dianalisis melalui pendekatan Soft System Methodology (SSM), sehingga berbagai
permasalahan dapat diidentifikasi dan ditentukan solusi konseptualnya.
Pendekatan Markov Chain Analysis digunakan untuk melakukan analisis prediksi
kejadian bencana di Wilayah Jambi terkait rantai pasok kelapa sawit. Penilaian
keberlanjutan rantai pasok dimodelkan melalui Fuzzy Inference System (FIS) dan
Weight Product (WP). Penelitian ini diawali dengan analisis situasional utuk
mengetahui kondisi objektif rantai pasok agroindustri kelapa sawit. Analisis
situasional juga telah berhasil mengidentifikasi konfigurasi rantai pasok
agroindustri kelapa sawit yang melibatkan stakeholder primer petani swadaya
kelapa sawit, pabrik kelapa sawit dan Koperasi yang akan dilibatkan langsung
dalam kegiatan rantai pasok kelapa sawit dan peningkatan keberlanjutan rantai
pasok. Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan tidak terstruktur dan
penggambaran rich picture, agroindustri kelapa sawit menghadapi kendala mulai
dari kebun sampai ke pabrik kelapa sawit. Secara komprehensif, telah ditemukan
bahwa stakeholder rantai pasok di tingkat petani menghadapi risiko yang lebih
besar. Model solusi konseptual yang ditawarkan untuk transformasi sistem adalah
melakukan penilaian kinerja dan memitigasi risiko hingga mengintegrasikan
prediksi terhadap kemungkinan yang tidak diperkirakan, serta peningkatan
keberlanjutan dan koordinasi antar stakeholder rantai pasok agroindustri kelapa
sawit. Penelitian ini telah berhasil menganalisis prediksi bencana dalam rantai
pasok kelapa sawit. Analisis menggunakan pendekatan Markov Chain Analysis
dengan mempertimbangkan historis kejadian bencana setiap jenis bencana yang
sering terjadi. Hasil analisis menunjukkan bahwa kejadian bencana yang sering
terjadi di Provinsi Jambi adalah Banjir, Tanah Longsor, Kekeringan, dan
Kebakaran hutan dan lahan. Perancangan model penilaian keberlanjutan rantai
pasok diawali dengan penetapan indikator dan dimensi keberlanjutan. Terdapat
dimensi ekonomi, sosial, lingkungan dan sumber daya dengan masing-masing
lima indikator untuk dimensi ekonomi, lima indikotor untuk dimensi social, enam
indikator untuk dimensi lingkungan serta lima indikator untuk dimensi sumber
daya sebagai penentu tingkat keberlanjutan rantai pasok. Penelitian ini telah
berhasil merancang kerangka Fuzzy Inference System (FIS) untuk menentukan
nilai dimensi keberlanjutan rantai pasok. Agregasi nilai keberlanjutan rantai pasok
dimodelkan melalui Weight Product (WP). Kerangka FIS dan WP mampu
mengakomodasi penilaian keberlanjutan rantai pasok agroindustri Kelapa Sawit.
Model WP diimplementasikan untuk menilai keberlanjutan rantai pasok
agroindustri Kelapa Sawit. Hasil analisis menjukkan nilai keberlanjutan dimensi
untuk objek penelitian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah ekonomi
adalah 75.48, nilai keberlanjutan dimensi sosial adalah 65.87, nilai keberlanjutan
dimensi lingkungan adalah 71.67 dan nilai keberlanjutan dimensi sumber daya
adalah 72.00. Sedangkan di Kabupaten Batanghari adalah ekonomi adalah 79.57,
nilai keberlanjutan dimensi sosial adalah 73.33, nilai keberlanjutan dimensi
lingkungan adalah 78.33 dan nilai keberlanjutan dimensi sumber daya adalah
86.00. Selanjutnya, dari hasil pembobotan kriteria alternatif agregasi nilai
keberlanjutan rantai pasok agroindustri Kelapa Sawit di Kabupaten Tanjung
Jabung Barat adalah 71.04 yang diklasifikasikasikan hampir berkelanjutan
demikian juga di Kabupaten Batanghari sebesar 78.62 yang diklasifikasikan
hampir berkelanjutan. Peningkatan keberlanjutan dapat dilakukan dengan
memperhatikan hasil analisis indikator kunci pada setiap dimensi keberlanjutan. | id |