Kinerja Produksi Pendederan Lobster Pasir Panulirus homarus Stadia Puelurus dalam Keramba Jaring Apung dengan Intensitas Cahaya yang Berbeda
Abstract
Lobster pasir (Panulirus homarus) merupakan hewan nokurnal yang aktif
pada kondisi cahaya rendah. Sistem budidaya dengan intensitas cahaya yang rendah
diharapkan bisa mendapatkan kinerja produksi yang tinggi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh tingkat pencahayaan melalui pemakaian penutup
paranet berbagai lapis pada keramba jaring apung (KJA) terhadap kinerja produksi
pendederan puelurus lobster. Puelurus lobster pasir berbobot 0,31±0.015 g dan
panjang 2.20±0.098 cm yang berasal dari Krui, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung
dipelihara dalam keramba tenggelam berukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm dengan
kepadatan 20 ekor/keramba atau 93 ekor/m³. Perlakuan terdiri atas 0, 3, dan 6
lapisan paranet penutup KJA dan masing-masing dengan 3 ulangan. Penggunaan
paranet sebanyak 3 dan 6 lapis pada KJA yang ditenggelamkan satu m di bawah
permukaan laut dapat mengurangi intensitas cahaya masing-masing sebesar 93.71%
dan 97.35%. Intensitas cahaya diukur tiga kali/hari pada pukul 08.00, 10.00, dan
16.00 menggunakan luxmeter. Benih lobster dipelihara selama 40 hari, dan diberi
pakan ikan runcah sebanyak 20% dari biomassa dengan frekuensi 1 kali/hari pada
pukul 17.00, jenis runcah yang digunakan yaitu ikan petek, tanjan, dan teri. Hasil
penelitian menunjukan bahwa tingkat kelangsungan hidup, koefisien keragaman
panjang, tingkat kanibalisme, dan histologi mata dipengaruhi intensitas cahaya,
sedangkan pertumbuhan bobot maupun panjang tidak dipengaruhi. Perlakuan
terbaik adalah pemberian penutup tiga lapis (intensitas cahaya 1800-5035 lux) yang
memberikan tingkat kelangsungan hidup sebesar 68%.
Collections
- UT - Aquaculture [1988]