Variabilitas Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a serta Hubungannya dengan Produksi Tongkol Lisong (Auxis rochei) di Perairan Selatan Jawa Barat

Abstract

Perairan Selatan Jawa Barat merupakan perairan dengan dinamika oseanografi yang kompleks yang dipengaruhi variabilitas iklim, seperti angin monsun dan Indian Ocean Dipole (IOD). Perairan ini memiliki potensi perikanan tongkol lisong (Auxis rochei) yang tinggi sehingga perlu dikaji agar dapat dimanfaatkan secara optimal. Dinamika perairan akan mempengaruhi kondisi perikanan tongkol lisong. Penelitian ini bertujuan menganalisis variabilitas suhu permukaan laut (SPL) dan konsentrasi klorofil-a dari citra Aqua-MODIS serta hubungannya dengan produksi tongkol lisong di perairan selatan Jawa Barat. Data yang digunakan berupa data produksi tongkol lisong dari logbook Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Dipole Mode Index, dan citra Aqua-MODIS level 3. Analisis korelasi silang digunakan untuk menganalisis pengaruh dan jeda waktu pengaruh konsentrasi klorofil-a sebagai indikator kelimpahan fitoplankton terhadap produksi ikan tongkol lisong. Hasil estimasi SPL rata-rata bulanan pada tahun 2016 – 2020 berkisar 25,35 – 30,93 °C dan konsentrasi klorofil-a rata-rata bulanan berkisar 0,09 – 1,38 mg/m3. SPL bernilai tinggi dan konsentrasi klorofil-a rendah pada periode musim barat, sedangkan SPL bernilai rendah dan konsentrasi klorofil-a tinggi pada periode musim timur. Pada fase IOD negatif SPL tinggi dan konsentrasi klorofil-a rendah, sementara pada fase IOD positif SPL rendah dan konsentrasi klorofil-a tinggi. Produksi tongkol lisong (Auxis rochei) yang tinggi terjadi pada musim timur – musim peralihan 2 dengan SPL daerah penangkapan berkisar 26,46 – 29,02 °C dan konsentrasi klorofil-a berkisar 0,3 – 3,75 mg/m3. Terdapat pengaruh yang signifikan konsentrasi klorofil-a terhadap produksi tongkol lisong dengan jeda waktu 1 bulan.

Southern West Java waters have complex oceanographical dynamics waters that are influenced by climate variabilities, such as monsoon and Indian Ocean Dipole (IOD). These waters have a high potential for bullet tuna (Auxis rochei) production so it needs to be studied to be utilized optimally. The dynamics of the waters will affect the condition of the bullet tuna fishery. This study aims to analyze the variability of sea surface temperature (SST) and chlorophyll-a concentration from Aqua-MODIS imagery and its relationship with bullet tuna production in southern West Java waters. The data used in this study were bullet tuna production from Palabuhanratu National Fishing Port logbook, Dipole Mode Index, and Aqua-MODIS level 3 imagery. Cross-correlation analysis was used to analyze the effect and time lag influence of chlorophyll-a as an indicator of the phytoplankton abundance on the bullet tuna production. The results of estimated monthly average SST in 2016 – 2020 ranges from 25,35 – 30,93 °C and monthly average chlorophyll-a concentration ranges from 0,09 – 1,38 mg/m3. SST was high and chlorophyll-a concentration was low in the west monsoon period, while the SST was low and chlorophyll-a concentration was high in the east monsoon period. Negative IOD causes high SST and low chlorophyll-a concentration, while positive IOD causes low SST and high chlorophyll-a concentration. The high production of bullet tuna (Auxis rochei) occurred in the east monsoon – second transition season with SST in the fishing ground ranges from 26,46 – 29,02 °C and chlorophyll-a concentration ranges from 0,3 – 3,75 mg/m3. There is a significant effect of chlorophyll-a concentration on bullet tuna production with a time lag of 1 month.