Hubungan Cryptocurrency, Nilai Tukar, dan Pasar Saham Utama Global dan Asia
Date
2022Author
Dewi, Reffi Marizka
Anggraeni, Lukytawati
Irawan, Tony
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu inovasi pada sektor keuangan ialah hadirnya mata uang kripto. Perkembangan penggunaan mata uang ini sangat pesat, yang dicerminkan dari peningkatan transaksi global hingga tahun 2021. Salah satu pendorong peningkatan ini adalah munculnya platform peer-to-peer (P2P) cryptocurrency. Wilayah yang berkontribusi paling besar dalam pertumbuhan penggunaan mata uang kripto adalah Asia, dimana memiliki rata-rata pemilik mata uang kripto hingga lebih dari 160 juta pemilik pada tahun 2021. Wilayah lain yang memiliki pengguna mata uang kripto tertinggi juga ialah Amerika Serikat dan Eropa. Sektor keuangan mengalami kinerja yang buruk pada masa awal pandemi Covid-19, termasuk pasar saham dan pasar valas. Hal ini berbanding terbalik dengan pasar mata uang kripto yang tumbuh pesat pada waktu yang sama. Berbagai penelitian tentang hubungan mata uang kripto dengan pasar saham dan nilai tukar telah dilaksanakan, namun belum ada yang melihat hubungan ini di pasar Asia pada masing-masing klasifikasi pendapatan negara, serta perbandingannya dengan negara yang memiliki pengaruh besar pada pasar global, yaitu Amerika Serikat dan Eropa. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak guncangan dan limpahan volatilitas antara harga mata uang kripto, indeks saham utama, dan nilai tukar di Amerika Serikat, Eropa, dan beberapa negara di Asia.
Dampak guncangan akan dianalisis menggunakan model Vector Autoregression-First Difference, sedangkan limpahan volatilitas akan dianalisis menggunakan model Dynamic Conditional Correlation-Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh pasar saham Asia dan pasar mata uang kripto bergerak independen dan tidak saling memengaruhi. Hubungan antara indeks saham Amerika Serikat dan harga mata uang kripto diindikasikan substitusi. Hal ini berbeda dengan Eropa yang memiliki hubungan bidirectional, namun tidak searah. Nilai tukar dan mata uang kripto pada negara berpendapatan menengah ke atas dan negara berpendapatan tinggi juga diindikasikan substitusi. Limpahan volatilitas indeks saham utama dan nilai tukar terhadap mata uang kripto bernilai positif dan persisten (jangka panjang), namun pasar mata uang kripto cenderung memiliki risiko gelembung spekulasi yang tinggi. Hal ini menyebabkan perlunya peran pemerintah dan lembaga keuangan untuk memberikan edukasi yang masif kepada masyarakat terkait risiko diversifikasi asetnya.
Collections
- MT - Economic and Management [3021]