Show simple item record

dc.contributor.advisorSolihin, Dedy Duryadi
dc.contributor.advisorWresdiyati, Tutik
dc.contributor.advisorBatubara, Irmanida
dc.contributor.authorFajarwati, Indah
dc.date.accessioned2023-01-18T23:58:52Z
dc.date.available2023-01-18T23:58:52Z
dc.date.issued2023-01-18
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116138
dc.description.abstractTujuan penelitian ini adalah mendapatkan hewan model diabetes yang optimal melalui evaluasi terhadap tikus Sprague Dawley yang diinduksi alloxan ataupun streptozotocin beserta variasi dosisnya, mengevaluasi kejadian self-recovery yang terjadi, mengetahui kemampuan antidiabetes gambir pada hewan model diabetes yang optimal, serta melakukan investigasi terhadap mekanisme dan target aksi antidiabetes gambir yang terlibat. Penelitian ini mengevaluasi alloxan dosis 120, 150, 180 mg/kg BB dan streptozotocin dosis 40, 50, 60 mg/kg BB yang diinduksikan secara intraperitoneal pada tikus Rattus norvegicus galur Sprague Dawley, usia 8 minggu, jenis kelamin jantan. Hal yang dievaluasi meliputi tingkat kematian, tingkat keberhasilan induksi, kadar glukosa darah, serta bobot badan hewan. Temuan terhadap kejadian self-recovery dievaluasi lebih lanjut dengan menganalisis kadar insulin serum serta bobot badan hewan. Selanjutnya, pengaplikasikan hewan model diabetes dilakukan untuk menguji kemampuan antidiabetes gambir dosis 200, 300, dan 400 mg/kg BB terhadap kadar glukosa darah, bobot badan dan polidipsia. Kemudian, insulin dan sejumlah organ seperti pankreas, otot, dan hati diinvestigasi untuk mengetahui target aksi antidiabetes gambir. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penginduksian dosis zat diabetogenik yang tidak tepat menghasilkan kondisi hewan model yang tidak diharapkan. Penginduksian alloxan ataupun streptozotocin dosis rendah tidak memberikan efek diabetogenik pada sejumlah tikus. Bahkan, penginduksian dosis rendah menyebabkan diabetes pulih dengan sendirinya. Sementara, dosis yang terlalu tinggi menyebabkan tingginya tingkat kematian. Penelitian menemukan bahwa streptozotocin 50 mg/kg BB merupakan model paling optimal dalam menghasilkan tikus Sprague Dawley diabetes. Penginduksian streptozotocin 50 mg/kg menghasilkan keberhasilan induksi paling tinggi, tingkat kematian paling rendah, serta kondisi diabetes yang stabil serta tanpa intervensi gangguan hiperglikemia. Hasil pengujian gambir terhadap hewan model diabetes menunjukkan bahwa gambir memiliki potensi sebagai antidiabetes baru. Gambir secara signifikan mampu menurunkan kadar glukosa darah, mencegah penurunan bobot badan serta menekan polidipsia. Aktivitas antidiabetes terbaik ditunjukkan gambir dosis 200 mg/kg BB setelah pemberian 16 hari berturut-turut. Investigasi terhadap target aksi gambir menunjukkan bahwa gambir bekerja terhadap insulin, pulau langerhans, sel beta pankreas, serta glikogen hati. Gambir dengan kandungan multisenyawa dan multitarget diharapkan memiliki kemampuan yang tidak kalah lebih baik dibandingkan obat sintetis.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)
dc.titleHewan Model Diabetes dan Aplikasinya pada Pengujian Gambir sebagai Kandidat Antidiabetes Baruid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordalloxanid
dc.subject.keywordgambirid
dc.subject.keywordmodel diabetesid
dc.subject.keywordstreptozotocinid
dc.subject.keywordtikus Sprague Dawleyid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record