Media Sosial dan Pernikahan Dini di Kalangan Remaja Pedesaan (Kasus: Desa Pamijahan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)
Abstract
Pandangan bahwa pernikahan dini sebagai sesuatu hal yang wajar dan tidak
perlu dipermasalahkan memberikan dampak terhadap meningkatnya pernikahan
usia dini di pedesaan. Salah satu faktor lainnya yaitu seiring dengan perkembangan
internet, remaja di pedesaan sudah terbiasa untuk menjalin pertemanan dan mencari
informasi melalui media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan penggunaan media sosial dengan sikap remaja tentang pernikahan dini di
Desa Pamijahan. Jumlah responden yang telah diteliti sebanyak 60 orang remaja
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode survei yang
memanfaatkan kuesioner dan didukung oleh data kualitatif dari hasil wawancara
mendalam serta observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan nyata antara tingkat penggunaan media sosial dengan sikap remaja
tentang pernikahan dini, tetapi setelah tingkat penggunaan media sosial diuraikan
per aplikasi, ditemukan beberapa aplikasi media sosial yang berhubungan secara
signifikan dengan sikap remaja tentang pernikahan dini. Kecenderungan remaja
Desa Pamijahan untuk menikah dini disimpulkan termasuk dalam kategori sedang
karena masih ada remaja yang ingin dan mau melakukan pernikahan dini, tetapi
tingkat penggunaan media sosial masih belum menjadi salah satu faktor remaja
melakukan pernikahan dini. The view that early marriage is something that is normal and does not need
to be questioned has an impact on the increase in early marriage in rural areas. One
other factor is that along with the development of the internet, youth in rural areas
are used to making friends and seeking information through social media. This
study aims to analyze the relationship between social media use and adolescent
attitudes about early marriage in Pamijahan Village. The number of respondents
who were studied was 60 teenagers using a quantitative approach through a survey
method using a questionnaire and supported by qualitative data from the results of
in-depth interviews and observations. The results of this study indicate that there is
no significant relationship between the level of social media use and adolescent
attitudes about early marriage, but after the level of social media use is described
per application, several social media applications are found to be significantly
related to adolescent attitudes about early marriage. It is concluded that the
tendency of adolescents in Pamijahan Village to marry early is included in the
moderate category because there are still teenagers who want and want to do early
marriage, but the level of social media use is still not a factor for young people to
marry early.