dc.description.abstract | Mastitis merupakan peradangan saluran ambing akibat infeksi bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus agalactiae yang dapat menyebabkan penyakit sistemik dan dapat mengakibatkan menurunnya produksi susu. Metode pengujian mastitis telah banyak dilakukan, salah satunya kamera termal inframerah untuk membantu diagnosa sapi mastitis, suhu sapi mastitits dapat dideteksi dini menggunakan kamera termal inframerah atau memudahkan deteksi. Penelitian ini bertujuan mendeteksi, membandingkan dan menentukan rata-rata suhu permukaan sapi non-mastitis dan sapi mastitis berdasarkan suhu permukaan ambing, suhu lingkungan, suhu per regio, dan suhu rektal di daerah Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pengambilan termal suhu tubuh sapi dilakukan pada pukul 05.00-06.00 dan 14.00-15.00 selama lima hari di lima kandang yang berbeda. Regio yang dipotret citra termalnya adalah regio mata, hidung, toraks, abdomen, empat kuartir ambing, vulva. Hasil rata-rata keseluruhan suhu permukan tubuh sapi nonmastitis dan sapi mastitis yaitu mata 32.33±0.25 dan 33.79±0.37, hidung 29.60±0.89 dan 31.54±0.96, toraks 31.69±0.58 dan 32.54±0.79, abdomen 31.03±0.35 dan 32.35±0.60, kuartir kiri depan 31.75±0.48 dan 32.99±0.57, kuartir kiri belakang 32.13±0.85 dan 32.95±0.95, kuartir kanan depan 32.14±0.00 dan 33.50±0.49, kuartir kanan belakang 31.87±0.57 dan 33.04±0.73, vulva 32.32±0.59 dan 33.55±0.40. Regio tubuh terbaik mendeteksi suhu permukaan sapi mastitis yaitu regio mata, hidung, kuartir ambing belakang, dan vulva, sedangkan regio yang mendekati suhu inti adalah mata dan vulva. | id |